Bagikan:

BOGOR - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Jawa Barat berkoordinasi dengan pemerintah setempat segera menindaklanjuti pemindahan warga di zona hitam atau area sangat berbahaya rawan bencana ke daerah aman permukiman.

"Kejadian ini menguatkan simpulan kita bersama bahwa Kota Bogor ini ada beberapa wilayah yang sangat berbahaya untuk ditempati dan waktu itu kita sudah memberikan rekomendasi untuk dipetakan. Tadi dengar-dengar dari Kepala Dinas Sosial ada petanya sebenarnya, antara hitam, merah, kuning dan hijau," kata Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto dikutip ANTARA, Kamis 16 Maret.

Ia menyatakan bahwa DPRD datang ke lokasi longsor untuk menyampaikan rasa prihatin langsung kepada keluarga korban dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah bergerak dengan cepat mengevakuasi beberapa korban dan berusaha mengeruk material longsor.

DPRD Kota Bogor, kata Atang, juga ingin memastikan langkah penanganan dari pemkot pada tanggap darurat selama dua minggu ini oleh pemerintah setempat cukup baik. Hasil pemantauan pada Kamis ini pun  terlihat usaha semua elemen sudah baik.

"Kami lihat Dinas Sosial, BPBD dan relawan sudah bergerak cepat. Jadi kalau untuk tanggap darurat kami anggap sudah berjalan sesuai harapan, namun tadi tahap pascabencana yang belum maksimal, yaitu apa? Relokasi yang belum berjalan secara cepat dan ini perlu menjadi perhatian kami bersama dengan pemkot, agar segera memastikan zona hitam yang sudah dipetakan ini (hunian warga) segera dipindahkan," katanya.

Ia menyatakan bahwa menyampaikan DPRD akan memantau surat keputusan (SK) kebencanaan yang berjalan.

Dikatakannya, menurut laporan Dinsos setempat lokasi longsor tebing penahan tanah (TPT) rel kereta api Stasiun Batutulis-Sukabumi menimpa lima rumah di RT07/RW04 Kampung Sirna Sari Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat pada Selasa (14/3) pukul 23.00 WIB, sudah masuk pemetaan sebagai zona hitam.

"Kalau tadi kata Pak Kepala Dinsos, ini masuk zona hitam. Semua sudah dipindahkan, tapi ini yang tersisa. Kemudian mau dipindahkan tapi keburu terjadi musibah ini," kata Atang Trisnanto.

Hingga Kamis sore, empat korban tertimbun longsor di Kelurahan Empang masih belum ditemukan. Mereka adalah Yuli (65), bayi M. Yusuf (8 Bulan) merupakan anak dari Mustopa), Cucum (50) dan Azzam (5).

Total korban dalam longsor di bawah tebing rel kereta api di Kelurahan Empang berjumlah 17 orang, 11 orang di antaranya selamat, dua orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan empat orang masih tertimbun.

Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi, hujan ringan hingga sedang mulai turun pada pukul 16.40 WIB dan tim gabungan pencarian korban telah mengusahakan masuknya alat berat atau beko lewat sisi tebing penahan tanah (TPT) rel kereta api untuk membantu material yang cukup tebal di lokasi longsor.