Bagikan:

JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berharap partisipan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak kurang dari angka 81,9 persen. Karena menurutnya, tingginya partisipasi merupakan salah satu indikator penting kesuksesan dalam penyelenggaraan pemilu.

“Partisipasi pemilih yang tinggi akan memberi legitimasi yang kuat terhadap siapa pun yang menang menjadi pemerintah,” kata Tito dalam sambutannya di Astor Ballroom, Jakarta Selatan, Senin 13 Maret.

Tito menjelaskan bila sebenarnya bahwa capaian Indonesia sebetulnya sudah cukup baik dalam memastikan partisipasi pemilih yang tinggi. Sejak Reformasi, partisipasi pemilih Indonesia memang selalu meningkat dari pemilu ke pemilu.

Bahkan, kata Tito, capaian Indonesia telah melampaui negara-negara demokrasi yang mewajibkan warganya memberikan suara. Meski, Indonesia tidak menganut sistem kesukarelaan.

“Indonesia menganut sistem itu dan kita di tahun 2019 first time also the highest ever, 81,9 persen partisipasi pemilih kita, dan itu jauh di atas negara-negara demokrasi yang menerapkan mandatory (kewajiban),” ucapnya.

Tito berharap agar tidak terjadi konflik yang bisa memecah belah bangsa seperti polarisasi yang berpotensi terjadinya perpecahan.

“Tidak terjadinya konflik yang bisa memecah kesatuan bangsa, karena kita tahu polarisasi akan bepotensi konflik,” tutupnya.