Hormat Terakhir Moeldoko di Momen Pemakaman Istri: Hj. Koesni Harningsih
Sebelum meninggalkan pusara sang istri, Moeldoko memberikan hormat. (Edy Suherli VOI)

Bagikan:

TANGERANG SELATAN - Satu demi satu pelayat menyalami Moeldoko usai prosesi pemakaman. Mereka menyampaikan duka dan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian Hj. Koesni Harningsih, istri Moeldoko yang dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Bahagia TNI, di Desa Parigi, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Minggu 12 Maret.

Dengan sabar Kepala Staf Kepresidenan RI itu menerima ucapan duka dari keluarga, sahabat, kolega yang ikut menghantarkan mendiang Hj. Koesni Harningsih ke tempat peristirahatan terakhir. "Terima kasih atas doa dan dukungan, mohon maaf kalau istri saya ada salah selama ini," ujar Moeldoko kepada salah seorang kolega yang menyampaikan ucapan duka setelah prosesi pemakaman.

Menyeka Air Mata

Setelah nyaris semua yang hadir memberikan ucapan duka dan berjabat tangan kepada Moeldoko, dia terdiam sembari memandangi pusara sang istri yang masih belum kering terbungkung tanah merah. Pun bunga mawar dan melati yang menyelimuti pusara masih tampak segar. Tertancap papan pusara sementara yang terbuat dari kayu dengan tulisan nama sang belahan jiwa.

Moeldoko menerima ucapan bela sungkawa dari pelayat. (Edy Suherli VOI)
Moeldoko menerima ucapan bela sungkawa dari pelayat. (Edy Suherli VOI)

Sepertinya ia tak tahan hanya memandangi pusara itu, ia kemudian berdiri dan duduk di samping liang lahat yang baru saja disemayamkan jenazah orang yang sudah mendampinginya sejak 24 September 1985. Itulah momen keduanya resmi menjadi sepasang suami istri.

Anak-anak dan kerebat dekat lainnya ikut mendampingi sang Jenderal. Tak hanya diam, Moeldoko mengucap zikir dan menyebut asma Allah. Ia mendoakan istri tercinta: Hj. Koesni Harningsih.

Berat memang ditinggal orang yang paling dicinta dan disayang. Namun kehidupan harus berlanjut, tugas negara masih menanti di depan.

Dengan berat hati dia harus meninggalkan pusara istrinya. Ia bangkit sembari memegang nisan sang istri. Sejurus kemudian ia berdiri dengan sikap tegap dan memberikan hormat kepada pusara istrinya.

Setelah memberikan hormat, Moeldoko pelan-pelan meninggalkan pusara. Sembari berjalan ia menyeka air mata yang tak kuasa menetes. Ia terus berjalan menuju halaman depan TPM Bahagia TNI.

Mobil yang tadi membawa Moeldoko dari rumah duka ke tempat pemakaman sudah sedia. Kemudian iring-iringan kendaraan Moeldoko dan kerabat meninggalkan Taman Makam Pahlawan Bahagia TNI, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Selamat jalan istri tercinta.