Bagikan:

TASIKMALAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat sudah mengusulkan normalisasi sungai ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mencegah berulangnya bencana banjir akibat luapan dua sungai di Kecamatan Sukaresik yang sering terjadi pada musim hujan.

"Hasil koordinasi, salah satunya solusi normalisasi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna di Tasikmalaya, Sabtu 10 Maret.

Ia menuturkan BPBD Tasikmalaya sudah melakukan upaya untuk menanggulangi bencana banjir yang disebabkan luapan Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy di Kecamatan Sukaresik.

Upaya yang dilakukan, kata dia, salah satunya mengusulkan normalisasi sungai di wilayah Sukaresik yang saat ini kondisinya sudah dangkal, sehingga air mudah meluap ketika turun hujan deras.

"Iya, kita tetap minta normalisasi, karena sudah ada pendangkalan," katanya.

Ia menyampaikan selama ini belum ada upaya melakukan normalisasi sungai, jika itu dilakukan setidaknya air tidak meluap dan menimbulkan banjir di Kecamatan Sukaresik.

BPBD Tasikmalaya, kata dia, sampai saat ini masih menunggu keputusan dari BBWS terkait usulan normalisasi sungai itu.

"Saya masih nunggu info dari BBWS," katanya.

Selama menunggu normalisasi sungai, kata Kurnia, pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat tentang mitigasi bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi menerjang Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik.

Mitigasi bencana yang dilakukan, kata dia, masyarakat membangun rumahnya dua lantai, dan untuk rumah baru meninggikan pondasi rumahnya lebih tinggi daripada jalan untuk menghindari genangan banjir.

"BPBD sudah menjadikan desa tersebut Desa Tangguh Bencana,

secara mitigasi di beberapa rumah ada yang membuat semacam loteng, dan untuk rumah baru, mereka meninggikan pondasi," katanya.

Ia menyampaikan terakhir bencana banjir melanda pemukiman rumah warga di Kecamatan Sukaresik pada Kamis kemarin, tercatat 624 rumah terdampak atau sebanyak 2.579 jiwa.

Bencana banjir tersebut tidak berlangsung lama, dalam sehari air sudah kembali surut. Namun, dampak banjir itu menyisakan kotor, dan sumber air warga tidak dapat digunakan.