Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat masih ada 35 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang dirawat di sejumlah rumah sakit pada lima hari setelah insiden terjadi.

"Berdasarkan data hingga pukul 06.00 WIB, korban meninggal berjumlah 19 jiwa. Sedangkan, 35 jiwa sedang dalam penanganan tim medis di 9 rumah sakit," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Rabu, 8 Maret.

BPBD juga mencatat saat ini ada 3 lokasi pengungsian di dekat rumah penduduk yang ditempati 256 jiwa. Rinciannya, Kantor PMI Jakarta Utara berkurang 15 jiwa, sehingga menjadi 157 jiwa; RPTRA Rasella 19 jiwa; dan posko lengungsian RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan berjumlah 80 jiwa.

Isnawa mengklaim Pemprov DKI memastikan kondisi korban dan pengungsi mendapatkan kebutuhan dasarnya, seperti makanan dan pakaian melalui bantuan yang diberikan.

“Bantuan yang disalurkan ini terdiri dari makanan, pakaian, dan obat-obatan. Bantuan ini akan terus diupayakan untuk disalurkan secara optimal dan kontinyu. Hal ini adalah upaya kami untuk memastikan kondisi korban dan pengungsi dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,” paparnya.

Sementara itu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta di telah melayani 273 layanan, di antaranya layanan cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP), cetak Kartu Keluarga (KK), pendaftaran Identitas Kependudukan Digital (IKD), permohonan akta lahir, dan konsultasi kepada warga terdampak kebakaran depo Pertamina.

Sejauh ini, lanjut Isnawa BPBD DKI Jakarta telah mengirimkan 50 personel dan mendirikan 2 tenda pengungsi yang bertempat di RPTRA Rasela dan Wali Kota Jakarta Utara.

"BPBD juga telah mendistribusikan bantuan berupa air mineral, sarung, selimut, mukena, terpal, matras, family kit, kidsware, sandang, kantong jenazah, sabun batangan, wipol, hand sanitizer, masker, kipas angin, alas tenda dan megaphone," jelas dia.

Sebagai informasi, kebakaran di Depo Pertamina Plumpang melanda pada Jumat, 3 Maret pukul 20.11 WIB. Kebakaran pipa bensin Pertamina ini merembet ke rumah tinggal di Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Mulanya, warga mencium bau gas menyengat sekitar 30 menit sebelum kebakaran terjadi. Tak ada peringatan apapun dari Pertamina terkait kondisi tersebut. Setelahnya, ledakan pertama terjadi. Kebakaran menjalar ke permukiman. Warga panik dan berupaya menyelamatkan diri. Api baru selesai dipadamkan pada Sabtu, 4 Maret pukul 02.19 WIB.