Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan menambah satu regimen vaksin COVID-19 dosis lanjutan atau booster untuk vaksin primer (dosis pertama dan kedua) jenis AstraZeneca. Regimen tersebut adalah Indovac.

Vaksin Indovac merupakan produksi dalam negeri yang dibuat dengan platform subunit protein dikembangkan PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine. Indovac mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sejak November 2022.

Persetujuan penambahan regimen vaksin Indovac sebagai booster primer AstraZeneca tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Nomor IM.02.04/C/938/2023 tertanggal 7 Maret 2023.

"Persetujuan perubahan obat INDOVAC tentang penambahan posology booster heterology untuk subjek 18 tahun ke atas yang mendapatkan vaksin primer Astra Zeneca yang diterbitkan BPOM tanggal 18 Februari 2023 dengan EUA2202908043A1," tulis Maxi dalam surat edaran, dikutip pada Rabu, 8 Maret.

Adapun, tata cara pemberian, tempat pelaksanaan, alur pelaksanaan dan pencatatan vaksinasi COVID-19 tetap mengacu pada Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).

Sejauh ini, pemerintah menetapkan pemberian vaksidosis lanjutan (booster) dilakukan melalui dua mekanisme yaitu homolog dan heterolog.

Homolog adalah pemberian dosis lanjutan dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Sementara, heterolog merupakan pemberian dosis lanjutan dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Vaksin yang digunakan untuk booster disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa ED terdekat.

Berikut adalah daftar regimen vaksin booster yang dapat diberikan:

1. Vaksin primer Sinovac dapat menggunakan booster:

- AstraZeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

- Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

2. Vaksin primer AstraZeneca dapat menggunakan booster:

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

3. Vaksin primer Pfizer dapat menggunakan booster:

- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

4. Vaksin primer Moderna dapat menggunakan booster:

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

5. Vaksin primer Janssen (J&J) dapat menggunakan booster:

- Janssen (J&J) dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

6. Vaksin primer Sinopharm dapat menggunakan booster:

- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

7. Vaksin primer Covovax dapat menggunakan booster:

- Covovax dosis penuh ((full dose) atau 0,5 ml