KARANGASEM - Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan biaya pembangunan fasilitas di lingkungan Pura Agung Besakih seluruhnya mencapai sekitar Rp911 miliar.
Pada upacara pemlaspasan di Pura Agung Besakih, Gubernur Koster mengatakan pembangunan fasilitas di lingkungan Pura Agung Besakih, Karangasem, dilakukan menggunakan alokasi dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Untuk membangun fasilitas ini seluruhnya sampai selesai di 2023 (biayanya) adalah Rp911 miliar, yang bersumber dari APBN anggaran Kementerian PUPR sekitar Rp427 miliar dan APBD Semesta Berencana sekitar Rp483 miliar, yang sebagian untuk pembebasan lahan, lebih dari Rp170 miliar," kata Koster dilansir ANTARA, Senin, 6 Maret
Pembangunan fasilitas di Pura Agung Besakih yang dimulai sejak 2020 mencakup restorasi dan pengembangan tempat suci serta pembangunan tempat parkir Kedungdung khusus untuk bus, gedung parkir area Manik Mas khusus untuk kendaraan roda empat dan roda dua, fasilitas untuk UMKM, gedung untuk Desa dan Desa Adat Besakih, serta fasilitas pendukung lain.
Usai persembahyangan yang diikuti oleh jajaran aparat pemerintah daerah, Wayan Koster memaparkan pelaksanaan restorasi Pura Titi Gonggang, Pura Manik Mas, Pura Melanting Manik Mas, Pelinggih Tulak Tanggul, dan Patung Padma Bhuwana di Bencingah.
Dia juga menyampaikan fasilitas parkir yang baru dapat menampung hingga 250 bus serta dilengkapi dengan halte kendaraan listrik, stasiun pengisian kendaraan listrik umum, dan toilet.
BACA JUGA:
Selain itu, ada fasilitas parkir Kreta Graha Kulon untuk kendaraan beroda empat dan Rangga Graha Wetan untuk kendaraan beroda dua di gedung berlantai empat.
"Parkir khusus untuk kendaraan roda empat dengan total kapasitas 1.541 unit, atap gedung parkir memakai PLTS dengan kapasitas 400 Kwh. Parkir khusus untuk kendaraan roda dua total kapasitas 1.268 unit, tersedia tangga dan elevator sebagai penghubung setiap lantai," ia menjelaskan.
Penataan kompleks Pura Agung Besakih, menurut dia, juga mencakup pembangunan fasilitas dengan 272 kios dan 198 los di area Bencingah dan Manik Mas untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sebanyak 198 bilik toilet, termasuk bilik toilet khusus bagi penyandang disabilitas, juga dibangun di lingkungan pura. Pengunjung pura bisa menggunakan fasilitas tersebut secara gratis.
Di samping itu, bagi pengunjung Pura Agung Besakih yang hendak melakukan persembahyangan disediakan fasilitas pendukung seperti wantilan atau balai untuk beristirahat, gedung berkapasitas 215 orang, taman, hingga wahana kreativitas bagi anak muda.
Gubernur Bali membentuk badan pengelola kawasan suci Pura Agung Besakih guna memastikan penyelenggaraan pelayanan dan pemeliharaan pura berjalan dengan baik.