Rendahnya Capaian Imunisasi, 379 Anak di Papua Terpapar Campak
Anak dalam perawatan di rumah sakit (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Terjadi peningkatan kasus campak di Provinsi Papua Tengah dalam tiga bulan terakhir. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, total kasus di Papua Tengah yang dilaporkan per 3 Maret 2023 sebanyak 397 orang. Hal itu disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR (measles and rubella) untuk anak-anak sepanjang tahun 2022

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menuturkan, kasus-kasus campak yang mengalami peningkatan ini tersebar di 7 kabupaten, yakni Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai.

“Sekitar 48 telah terkonfirmasi lab positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus,” kata Maxi dalam keterangannya, Minggu, 5 Maret.

Dari hasil pemeriksaan itu, tercatat juga 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika. Pada total kasus campak dan rubella, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal.

“Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” urainya.

Maxi menguraikan, kenaikan kasus campak di Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR (measles and rubella) untuk anak-anak sepanjang tahun 2022. Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada Imunisasi MR 2.

“Temuan kami di lapangan, 87 persen kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar 0 (zero),” ungkap Maxi.

Hal ini menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubela.

Di sisi lain, Kemenkes telah melakukan berbagai langkah antisipatif, yakni berkoordinasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan Dinas Kesehatan di 7 kabupaten terkonfirmasi, meningkatkan surveilans aktif dan pemantauan penemuan kasus baru di Provinsi Papua Tengah, meningkatkan cakupan imunisasi, dan memenuhi kelengkapan fasyankes untuk persiapan penanganan kasus campak.

“Setelah menerima laporan ini, kami bergegas melakukan upaya tindak lanjut agar tidak semakin meluas,” ujar Dirjen Maxi.

Lebih lanjut, Maxi menegaskan bahwa imunisasi MR masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus yakni campak dan rubella. Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi MR.