JAKARTA - 60 tahun adalah waktu yang panjang. Setelah sempat dinominasikan dan kemudian diabaikan, rencana pemberian penghargaan militer tertinggi bangsa terhadap salah satu perwira kulit hitam pertama di Pasukan Khusus AS.
Akhirnya, Presiden Joe Biden pada Jumat 3 Maret, menganugerahkan Medali Kehormatan kepada Kolonel Paris Davis yang dianggap memberikan teladan, seperti dikutip dari New York Times.
“Berani dan berjiwa besar. Ditentukan dan dikhususkan. Tanpa pamrih dan tabah. Amerika,” kata Presiden Biden tentang Kolonel Davis.
Kolonel Davis dinilai berjiwa besar, menolak meninggalkan rekan-rekan tentaranya di tengah pertempuran di Vietnam meski menderita banyak luka tembak.
Upacara Medali Kehormatan keempat presiden adalah puncak dari puluhan tahun upaya para veteran dan sukarelawan untuk mengakui pengorbanan yang telah dilakukan seorang perwira kulit hitam.
Tiba di Vietnam hanya sebulan setelah pawai hak-hak sipil berdarah di Selma, Ala., Kolonel Davis dan tiga pasukan Pasukan Khusus lainnya memimpin sukarelawan Vietnam Selatan untuk menyerang kamp musuh pada 18 Juni 1965, ketika mereka diserang.
Bahkan setelah sebuah granat meledak di bagian jari pelatuknya dan beberapa tentara lainnya ditembak jatuh, dia terus berjuang. Ketika bala bantuan tiba dan dia diperintahkan untuk mengungsi, dia menolak untuk pergi sebelum menyelamatkan tenaga medisnya. Keempat prajurit pasukan khusus itu akhrinya berhasil keluar hidup-hidup.
Kolonel Davis segera dinominasikan untuk Medali Kehormatan. Namun entah apa yang terjadi, Angkatan Darat mengaku kehilangan dokumennya dua kali.
“Medali ini mencerminkan apa yang dapat dicapai oleh kerja sama tim, layanan, dan dedikasi,” kata Kolonel Davis dalam pernyataan singkat usai acara.
Kolonel Davis dan relawan setempat menahan gelombang penyerang selama sekitar 10 jam. Ketika jet tempur Amerika membom posisi musuh, Kolonel Davis berlari kembali ke rekan prajuritnya.
Dia membawa seorang sersan kembali ke tempat aman bahkan setelah peluru mengenai lengannya. Dia menghindari ledakan granat untuk merangkak kembali ke petugas medisnya.
"Apakah saya akan mati?" tanya petugas medis bertanya kepada Kolonel Davis.
"Tidak sebelum saya," jawabnya.
"Amerika berada di belakang saya.' Dia tidak pernah kehilangan kepercayaan, yang menurut saya sangat mencengangkan.” puji Biden.