JAKARTA - Dua orang meninggal dunia akibat kolera di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai oposisi setelah gempa bumi dahsyat yang mengguncang Turki juga dirasakan di daerah tersebut, sebuah sumber dari tim penyelamat yang beroperasi di sana mengatakan pada Hari Selasa.
Gempa tersebut menewaskan lebih dari 4.000 orang di zona yang dikuasai pemberontak di dekat perbatasan Turki, merusak infrastruktur kesehatan dan air yang sebelumnya sudah rentan, sehingga memicu kekhawatiran akan lonjakan kasus penyakit.
Pertahanan sipil yang dikelola oleh oposisi, yang dikenal sebagai White Helmets mengatakan, jumlah total kematian akibat kolera yang tercatat di barat laut sejak wabah dimulai tahun lalu telah meningkat menjadi 22 orang, dengan 568 kasus tidak fatal yang dilaporkan.
"Hancurnya infrastruktur, air dan saluran pembuangan setelah gempa bumi meningkatkan kemungkinan terjadinya wabah penyakit," kata White Helmets dalam sebuah tweet, dilansir dari Reuters 1 Februari.
Sebuah laporan dari Dewan Keamanan PBB minggu lalu mengatakan, wabah yang sedang berlangsung telah diperparah oleh "kekurangan air bersih yang parah" di seluruh negeri.
BACA JUGA:
Diketahui, pertama kali dikaitkan pada September 2022 dengan air yang terkontaminasi di dekat Sungai Eufrat, wabah ini menyebar ke berbagai wilayah di negara yang telah dilanda perang selama lebih dari satu dekade ini.