Misi Medis Kedaruratan Selesai, Indonesia Hibahkan Rumah Sakit Lapangan ke Pemerintah Turki
Penyerahan hibah rumah sakit dan bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk Turki. (Sumber: KBRI Ankara)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia menghibahkan rumah sakit lapangan di Kota Hassa, Hatay kepada Kementerian Kesehatan Turki, seiring dengan berakhirnya misi medis kedaruratan Pemerintah Indonesia yang tergabung dalam Ina-EMT pada Hari Senin.

Pengakhiran tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara hibah rumah sakit lapangan Indonesia, dari Dubes RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, kepada perwakilan Kementerian Kesehatan Turki Arif Cetin.

Dubes Iqbal mengatakan, dalam kesempatan tersebut Indonesia juga kembali menyerahkan empat kontainer bantuan bahan makanan instan dari Kementerian Pertahanan RI.

"Hampir seluruh rumah sakit permanen di wilayah terdampak gempa sudah diaktifkan kembali. Namun keberadaan rumah sakit lapangan akan sangat membantu mengurangi beban rumah sakit yang ada," jelasnya mengutip keterangan KBRI Ankara, Selasa 28 Februari.

"Khususnya Rumah Sakit Lapangan Indonesia, dalam 10 hari terakhir paling tinggi jumlah pelayanannya, dibandingkan dengan rumah sakit lapangan lainnya di Provinsi Hatay," lanjut Dubes Iqbal.

"Pemerintah dan masyarakat Turki di Hatay sangat mengapresiasi kehadiran kita serta hibah ini," imbuhnya.

Rumah sakit lapangan yang dioperasikan oleh Ina-EMT terdiri dari 18 tenda pelayanan medis milik MDMC Muhammadiyah dan Kementerian Kesehatan, serta 11 tenda pendukung milik BNPB, Polri dan TNI.

Keseluruhan fasilitas tersebut berlokasi di satu komplek di Kota Hassa, Provinsi Hatay, provinsi yang paling terdampak oleh gempa berkekuatan 7.8 SR yang mengguncang Turki pada 6 Februari 2023 lalu.

Rumah sakit lapangan Ina-EMT memiliki 119 personil dari unsur kementerian Kesehatan, MDMC Muhammadiyah, TNI, Polri, IDI dan asosiasi-asosiasi dokter spesialis.

Sejak beroperasi penuh pada 15 Februari 2023, rumah sakit lapangan Ina-EMT selalu didatangi pasien melebihi kapasitas normalnya yang 150 pasien perhari. Di hari-hari menjelang berakhirnya misi, rumah sakit lapangan Ina-EMT bahkan melayani sampai dengan 400 pasien hingga pukul 12.00 malam hari.

"Sangat mengharukan dan membanggakan melihat sambutan serta kepercayaan luar biasa yang ditunjukkan masyarakat di Hatay kepada rumah sakit lapangan Ina-EMT," ujar Bambang SP, ketua Misi Kemanusiaan Indonesia dari BNPB.

Dengan berakhirnya misi medis kedaruratan ini, saat ini tinggal dua misi kemanusiaan yang dilakukan Pemerintah Indonesia, yaitu misi perlindungan WNI di wilayah terdampak serta misi angkutan udara kemanusiaan dengan diperpanjangnya tugas Hercules C-130 TNI AU.

Diketahui, Pesawat bersama seluruh awaknya masih akan ikut membantu angkutan logistik kemanusiaan ke wilayah terdampak gempa hingga pertengahan Maret 2023.