Bagikan:

JAKARTA - Tim medis Indonesia telah melayani 130 warga terdampak gempa Turki pada pengoperasian rumah sakit lapangan indonesia, Emergency Medical Team (EMT) di Kota Hassa, Provinsi Hatay.

Koordinator EMT Eko Mediatianto menjelaskan, semua warga yang mengakses layanan medis ini merupakan pasien rawat jalan. Adapun penyakit paling banyak diderita pasien adalah gangguan pernapasan atau ISPA.

“Hingga saat ini sudah 130 pasien yang dilayani dengan penyakit terbanyak ISPA, luka ringan, stres akut, radang tenggorokan dan nyeri kepala," kata Eko dalam keterangan tertulis, Minggu, 19 Februari.

Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra mengatakan rumah sakit lapangan ini memberikan berbagai layanan kepada warga yang ingin berobat.

Rumah sakit didukung dokter spesialis, dokter umum, apoteker, bidan, psychologist, nutritionist, epidemiologist, tenaga medis lain. Bambang menyampaikan pelayanan kesehatan terdiri dari rawat jalan, rawat inap dan tindakan operasi.

EMT terdiri dari dokter bedah umum, bedah ortopedi, anaesthesia, paediatrics, mata, internist, obstetrics, psychiatry, emergency medicine, spesialis anak dan forensics. Bambang menambahkan, rumah sakit lapangan ini juga bisa mendapatkan rujukan dari rumah sakit setempat.

“Kami juga memiliki tenaga untuk penanganan psikososial atau trauma healing kepada warga yang terdampak gempa,” ujar Bambang.

Sebagai informasi, Indonesia membuka pelayanan kesehatan kepada warga terdampak gempa M7,8 di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Turki. Hassa merupakan salah satu kota yang terdampak parah gempa M7,8. Kota ini memiliki populasi sekitar 40.000 jiwa.

Operasional rumah sakit lapangan Indonesia ini telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan Kota Hassa dan badan penanggulangan bencana Turkiye atau AFAD.

Bantuan medis ini dilakukan EMT melalui rumah sakit lapangan yang beroperasi sejak Kamis, 16 Februari 2013. EMT akan mengoperasikan layanan medis di rumah sakit lapangan hingga akhir Februari ini.

Adapun, kapasitas pasien yang dapat dilayani sebanyak 150 hingga 200 pasien setiap hari. Operasi minor sebanyak 5 hingga 10 pasien dan operasi besar 2 hingga 3 pasien, serta 20 pasien rawat inap.

Jumlah personel yang dikirim Indonesia pada EMT berjumlah 119 personel dan didukung dengan peralatan dan perlengkapan medis dan obat-obatan. Di samping tim medis, Indonesia juga mengirimkan tim Urban Search and Rescue (USAR) dengan klasifikasi medium di Antakya, serta bantuan logistik lainnya.