Moeldoko Nilai TNI Makin Profesional dan Kedepankan HAM
Dr. Moeldoko menyampaikan pidato pembukaan dalam seminar bertajuk Mitigasi Risiko Bahaya Bagi Warga Sipil di Jakarta, Senin (27/2). (KSP)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko optimis menyebut TNI konsisten berkembang sebagai institusi yang semakin profesional dan mengedepankan HAM. Berbagai lembaga survei pun menempatkan TNI sebagai lembaga dengan tingkat kepercayaan tertinggi di masyarakat.

"Setelah reformasi, TNI telah memposisikan dirinya sangat baik dengan mendidik prajuritnya menjadi profesional yang sangat dibanggakan masyarakat Indonesia. Persoalan HAM dan hukum humaniter menjadi pedoman yang serius bagi pimpinan TNI dalam membangun prajurit-prajurit profesional di lapangan yang menghargai HAM," kata Moeldoko dalam pembukaan seminar bertajuk Mitigasi Risiko Bahaya Bagi Warga Sipil di Jakarta, Senin 27 Februari.

Mitigasi Risiko

Dalam Seminar yang diadakan oleh the Center for Naval Analyses (CNA) bersama Departemen Luar Negeri Amerika Serikat ini, Moeldoko menyampaikan perlunya pelatihan dalam memitigasi risiko bahaya bagi rakyat sipil dalam operasi militer. Pasalnya, TNI merupakan komponen utama pertahanan negara yang mempunyai kewajiban untuk melindungi hak untuk hidup dan hak atas rasa aman bagi seluruh warga Indonesia.

Moeldoko saat memberikan materi saat seminar berlangsung. (IST)
Moeldoko saat memberikan materi saat seminar berlangsung. (IST)

Selaku Panglima TNI tahun 2013-2015, Moeldoko juga meyakinkan bahwa pelatihan dan pembekalan prajurit TNI dalam operasi militer telah sesuai dengan ketentuan hukum humaniter internasional yang berlaku.

"Saya berharap seminar-seminar seperti ini menjadi proses pembelajaran yang saling memberikan kontribusi dan distribusi pengetahuan serta pengalaman. Kita perlu belajar pengalaman Amerika Serikat yang memiliki pengalaman bertempur di berbagai negara. Indonesia juga punya pengalaman operasi militer yang panjang. Jadi kalau kita satukan pengalaman dua negara ini, maka harapannya ini menjadi hal yang bermanfaat ke depan," imbuh Moeldoko.

Sebagai informasi, sejak tahun 1957, Indonesia telah aktif dalam misi Pasukan Perdamaian PBB dan berkontribusi secara nyata terhadap ketertiban dunia, sesuai dengan amanat konstitusi. Indonesia secara konsisten merupakan bagian dari negara 10 besar kontributor Pasukan Perdamaian PBB.

Kantor Staf Presiden (KSP) yang dipimpin Moeldoko juga terus mendorong terciptanya kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat, utamanya dalam memastikan terciptanya stabilitas dan perdamaian di kawasan melalui berbagai kerjasama di bidang pertahanan, pendidikan dan lain sebagainya.