Ketua Banggar DPR Minta Pemerintah Berani PSBB Total, Bandingkan Tes COVID-19 RI Kalah dengan India
ILUSTRASI/Bundaran HI (VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah meminta pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total dari 11-31 Januari 2021 terhadap seluruh kabupaten atau kota di Jawa dan Bali. Sementara pemerintah sudah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 11-25 Januari.

Menurut Said, implementasi kebijakan PSBB total tidak bisa ditunda lagi mengingat grafik penyebaran COVID-19 yang menunjukkan tren kenaikan sejak dua minggu terakhir.

"Dengan pemberlakuan kebijakan PSBB bersifat total, maka tidak ada lagi aktivitas perkantoran, hotel, wisata, restoran dan belajar mengajar secara konvensional. Semuanya dilaksanakan secara daring," ujar Said dikutip Antara, Kamis, 7 Januari.

Meski demikian, lanjutnya, untuk aktivitas yang bersifat strategis seperti distribusi bahan makanan, tempat belanja, pekerjaan konstruksi dan suplai energi, serta pekerjaan medis, masih diperbolehkan. Namun semuanya harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat dan diawasi langsung oleh aparat penegak hukum.

Karena itu, kata Said, pemerintah harus menjamin kebutuhan pangan pokok sehari-hari masyrakat yang termasuk kategori sangat miskin dengan merujuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada wilayah yang ditetapkan PSBB total.

"Badan Anggaran DPR akan memberikan dukungan penuh agar seluruh kebutuhan anggaran untuk menjalankan kebijakan ini berjalan dengan baik, lancar dan sukses," kata Said.

Selain itu, Said juga mengingatkan pemerintah agar jumlah tes, tracing dan isolasi harus ditingkatkan dan dilakukan dengan manajemen yang baik. Hal tersebut penting mengingat jumlah tes COVID-19 per 1 juta penduduk masih sangat rendah, yakni hanya 27.799 ribu.

Angka tersebut kalah jauh dibandingkan dengan dengan India yang menempati peringkat kedua dunia dari total kasus COVID-19, namun jumlah tes COVID-19 mencapai 128.623 orang per 1 juta penduduk.

Indonesia juga kalah jauh dengan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Myanmar.

"Saya merekomendasikan tes COVID-19 dinaikkan menjadi 100.000 per 1 juta penduduk dan secara konsisten naik jumlah tesnya. Manajemen tracing juga digencarkan, dengan memobilisasi seluruh sumber daya, termasuk memastikan pengawasan isolasi pasien COVID-19 terutama yang OTG berjalan dengan baik," kata Said.

Dia menuturkan pemerintah harus memastikan tidak hanya kesediaan jumlah vaksin dan tenaga vaksinasi serta peralatan serta operasionalnya saja, lebih dari itu kemampuan vaksin juga bekerja dengan baik.

"Dan untuk menjalankan ini harus dengan ongkos anggaran yang besar, apabila gagal kita terancam kehilangan banyak hal, sumber daya, waktu, dan nyawa rakyat," ujar Said.