Ridwan Kamil: Persoalan Pemimpin di Indramayu Bisa Rugikan Masyarakat
Gubernur Jabar Ridwan Kami saat meresmikan Gedung Cretative Center di Dadaha, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Selasa (21/2/2023). (ANTARA/Feri Purnama)

Bagikan:

TASIKMALAYA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan persoalan kepemimpinan di Kabupaten Indramayu terkait ketidakharmonisan bupati dan wakil bupati bisa berdampak terhambatnya program visi misinya yang akhirnya merugikan masyarakat. Karena itu diupayakan berdamai dan melanjutkan program bersamanya.

"Intinya dicari solusinya supaya tidak dirugikan warga Indramayunya," kata Ridwan Kamil usai meresmikan gedung Cretative Center di Dadaha, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya dilansir ANTARA, Selasa, 21 Februari.

Kang Emil menyampaikan sudah bertemu langsung dengan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dan sudah menceritakan semua permasalahannya, kemudian sudah ditampung aspirasinya.

Selanjutnya, kata Gubernur, pihaknya akan bertemu dengan Bupati Indramayu Nina Agustina untuk meminta penjelasan permasalahannya menurut pandangannya terkait pengunduran diri Wakil Bupati Indramayu.

"Jadi saya sudah ketemu dengan Pak Lucky Hakim Wakil Bupati Indramayu, sudah menceritakan permasalahan versi beliau, sudah saya tampung," katanya.

Kang Emil menyampaikan persoalan ketidakharmonisan pemimpin di Indramayu itu harus secepatnya dicarikan solusinya agar tidak merugikan warga Indramayu.

Menurut dia, pemimpin yang tidak bersatu maka visi misinya terbengkalai, akhirnya masyarakat yang akan dirugikan dari adanya persoalan bupati dan wakil bupati di Indramayu.

"Kalau pemimpin tidak bersatu ada visi misi yang terbengkalai, tidak jadi, siapa yang rugi pembangunan Indramayu," katanya.

Ridwan Kamil menyampaikan pemerintah provinsi berupaya mencarikan solusi untuk mendamaikan keduanya itu, apabila tidak bisa berdamai maka akan menjadi pelajaran dan catatan sejarah di masa yang akan datang.

Selain itu, lanjut dia, menjadi referensi bahwa dalam kebersamaan menjadi kepala daerah maupun wakilnya harus mendapatkan porsi yang sama agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di lain waktu.

"Harus dijadikan referensi bahwa di masa depan nomor satu dan dua punya porsi yang baik, sehingga tidak berulang-ulang kejadian ketidakharmonisan ini," katanya.