Mundurnya Menpora Dinilai Mudahkan Jokowi Segera Lakukan <i>Reshuffle</i>, Posisi Menteri NasDem Kembali Terancam
Presiden Jokowi bersama Wapres Ma'ruf Amin/DOK VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Zainudin Amali mengundurkan diri sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), usai terpilih sebagai wakil ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Pengunduran diri tersebut sudah disampaikannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara informal.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai mundurnya Amali secara resmi sebagai Menpora nantinya akan memudahkan Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini. 

Dia menduga, alasan pergantian Menpora akan digunakan Jokowi untuk sekaligus mengganti menteri dari Partai NasDem yang belakangan mencuat. 

"Sambil mengganti Menpora, Jokowi mendapat alasan yang kuat untuk mereshuffle menteri dari Partai NasDem. Walaupun kemungkinan tidak semua menteri dari NasDem di reshuffle," ujar Jamiluddin kepada VOI, Selasa, 21 Februari.

Menurutnya, kemungkinan hanya dua menteri dari NasDem yang di reshuffle. Yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. 

"Dua menteri itu berpeluang di reshuffle karena ada alibinya. Untuk Menteri Komunikasi dan Informatika bisa saja dikaitkan dengan masalah hukum. Sementara Menteri Pertanian bisa jadi dikaitkan dengan kinerja yang dianggap kurang memuaskan, terutama dalam swasembada pangan," papar Jamiluddin. 

Sedangkan Menteri Lingkungan Siti Nurbaya, Jamiluddin menilai, masih akan dipertahankan oleh Jokowi. Sebab selain tidak ada alasan yang kuat, kata dia, Jokowi juga menyisakan satu menteri yang bisa dijadikan alibi agar reshuffle tidak berkaitan dengan NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

"Jadi bila menteri dari NasDem di reshuffle, maka tidak akan dikaitkan dengan Pilpres 2024, khususnya karena NasDem mengusung Anies Baswedan. Sebab, kalau hal itu yang dijadikan alasan, akan sulit diterima nalar sehat. Jokowi akan dinilai sosok yang lupa kacang akan kulitnya," pungkas Jamiluddin Ritonga.