Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo memastikan normalisasi Sungai Ciliwung dilanjutkan saat ini. Pengerjaan normalisasi sudah dilakukan sepanjang 16 kilometer dari target 33 kilometer.

Diketahui, normalisasi Ciliwung mulai dikerjakan sejak tahun 2013 dan mandek pada tahun 2017, saat Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Proyek ini kemudian kembali dilanjutkan saat Jakarta dipimpin Heru Budi Hartono.

"Ini normalisasi Kali Ciliwung, kira-kira tinggal 17 kilo. Setelah berhenti agak lama, ini akan segera kita mulai," kata Jokowi saat meninjau perkembangan proyek normalisasi Kali Ciliwung di Pengadegan, Jakarta Selatan, Selasa, 21 Februari.

Saat mulai menjabat menggantikan Anies Baswedan, Heru langsung merencanakan pembebasan lahan sejumlah bidang di Rawajati, Jakarta Selatan. Kemudian, pengerjaan konstruksi normalisasi dilanjutkan oleh Kementerian PUPR.

"Sudah ada beberapa titik yang sudah dibebaskan, misalnya di Rawajati, segera bisa dimulai konstruksinya, sheetpile-nya oleh kementerian PU," ujar Jokowi.

Jokowi melanjutkan, pembebasan lahan normalisasi Ciliwung bakal dilanjutkan di Pengadegan mulai Rabu, 22 Februari besok. Eks Gubernur DKI Jakarta ini yakin normalisasi Ciliwung mampu mengurangi dampak banjir Jakarta.

"Normalisasi ciliwung betul-betul akan rampung, sehingga aangat akan mengurangi yang namanya banjir karena air yang dari atas juga ditahan oleh Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Ini baru Ciliwung, masih ada 12 sungai yg ada di DKI jakarta yang juga itu memerlukan normalisasi," urainya.

Ia pun menargetkan normalisasi Sungai Ciliwung akan selesai pada tahun 2024. "Kita harapkan, saya berikan target tadi, dalam dua tahun. Artinya, akhir 2024 (pengerjaan selesai) yang 17 kilo itu, insyaallah selesai. Sehingga, normalisasi Sungai Ciliwung betul-betul rampung," lanjut Jokowi.

Sebelumnya, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengalokasikan sekitar Rp700 miliar untuk pembebasan lahan pemukiman warga yang terdampak normalisasi sungai untuk empat kelurahan dalam APBD DKI tahun 2023.

Sejauh ini, lanjut Heru, pihaknya memiliki dua opsi, di antaranya adalah membayar biaya ganti rugi kepada warga yang tercatat memiliki bidang lahan yang terdampak. Namun, jika tidak, mereka akan direlokasi ke rumah susun.

"Warga yang masih memiliki lahan dan alas haknya di pinggir kali akan diganti untung. Kedua, bagi warga yang tinggal di bantaran kali dan tidak memiliki alas hak, kami pindahkan ke rusun," ungkap Heru pada Selasa, 8 November.

Rusun hang bakal ditempati oleh warga terdampak penggusuran proyek normalisasi Ciliwung tersebut tengah dibangun oleh Pemprov DKI di Jalan Margasatwa, Jakarta Selatan.

Pembangunan rusunawa di Jalan Margasatwa ini akan menggunakan APBD tahun anggaran 2023 dan 2024 dengan total biaya pembangunan sebesar Rp375 miliar.