Bagikan:

JAKARTA – Himpunan Bank Negara (Himbara) mengungkapkan bahwa arahan penurunan suku bunga kredit dari pemerintah bukan aspek utama dalam mendongkrak fungsi intermediasi perbankan.

Ketua Himbara Sunarso menjelaskan permintaan kredit dapat terkerek apabila konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat meningkat.

“Oleh karena itu sudah sangat tepat dalam kondisi pandemi ini pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus langsung kepada masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Kamis, 7 Januari.

Sunarso menambahkan bahwa penurunan suku bunga acuan BI telah diikuti penurunan suku bunga pinjaman, namun penurunan suku bunga pinjaman tidak diikuti kenaikan pertumbuhan pinjaman.

“Kita mesti bijaksana untuk melihat cara meningkatkan pertumbuhan kredit, karena turunnya suku bunga tidak tidak selalu bisa mengontrol pertumbuhan kredit,” imbuhnya.

Sebagai contoh, penurunan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) juga tidak mendorong peningkatan agregat pinjaman perbankan, pada 2015 dan 2016. Bahkan, pada saat suku bunga KUR menurun signifikan, loan growth justru menurun sampai di bawah 10 persen.

“Jadi kunci demand kredit ada di konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat,” papar Sunarso.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan biaya dana (Cost of Fund-CoF) Himbara saat ini belum bisa rendah karena portofolio pendanaan masih memiliki porsi dana mahal yang relatif besar.

Ke depannya, sambung dia, perlu ada diversifikasi jenis pendanaan yang dilakukan Himbara, khususnya jenis simpanan dana murah untuk menekan tingkat biaya dana.

“Kalau dilihat, rasio dana murah (CASA) di salah satu bank swasta nasional sudah di atas 70 persen, sementara di kami mungkin kisaran 65 persen sampai mendekati 70 persen. Kedepan, kita harus melihat bagaimana Himbara menumbuhkan CASA rasionya,” ujar Darmawan.

Untuk diketahui, saat ini Himpunan Bank Negara mendominasi market share bank umum nasional baik dari segi aset, pinjaman dan simpanan. Tercatat market share untuk sisi aset sebesar 41,59 persen, pinjaman 43,54 persen dan simpanan 43,46 persen. Himbara sendiri terdiri dari BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN.

Himbara juga menjalankan upaya pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga penyaluran bantuan sosial yang digulirkan oleh pemerintah.