DENPASAR - Wakil Gubernur (Wagub) Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menyurati para pelaku pariwisata usai viral beredar video prank penggerebekan wisatawan di kamar hotel di Kabupaten Badung.
"Saya sudah mengeluarkan surat edaran per hari ini untuk para pelaku pariwisata agar menjaga media sosial untuk hal positif, tetap melakukan pelayanan terbaik kepada wisatawan, tapi jangan sampai mengganggu usaha kita bersama untuk memajukan pariwisata Bali," kata Tjok Oka Artha, di Denpasar, Kamis, 16 Februari.
Cok Ace, panggilan akrabnya, menjelaskan wisatawan dalam video tersebut murni membuat video prank penggerebekan untuk sang istri. Namun banyak yang memotong video sehingga terkesan adanya penggerebekan oleh petugas hotel di kamar wisatawan.
Menurutnya, prank penggerebekan tersebut tak seharusnya dijadikan lelucon, apalagi isu status perkawinan hingga pemeriksaan surat nikah di hotel merupakan hal yang sensitif.
"Ini kan orang masih terbayang sama KUHP Pasal 412, jadi ketika tersentuh orang akan sangat reaktif melihat apa yang terjadi di Bali. Kita ketahui bersama itu ternyata prank, tapi namanya prank hanya akan terjawab kalau kita menonton secara tuntas, ini kan dipotong tengah-tengah," ujarnya.
Dari hasil pertemuan Pemprov Bali dengan pihak hotel dan wisatawan terkait, juga ditemukan ketidaksengajaan, keduanya mengaku tak ada niat apa pun dan mengutarakan permohonan maaf.
BACA JUGA:
Surat yang disebarkan Wagub Bali kepada pelaku pariwisata seperti hotel dan destinasi juga bersifat normatif, tak ada batasan yang diatur namun bersifat mengingatkan, lantaran mengembalikan nama baik Bali akan sulit apabila terjadi lagi.
Meskipun hingga kini tak ada penurunan wisatawan dampak dari video prank penggerebekan tersebut, banyak pertanyaan yang telah masuk ke Pemprov Bali dan akhirnya mampu diklarifikasi.
"Ya agak kaget ketika mereka mendengar seperti itu, pertanyaannya ke Pemprov Bali apa betul ada sweeping begitu. Ya Australia pertama pasti paling sensitif menanyakan melalui agen di sana," ujar Cok Ace.