Sri Mulyani Paparkan Rapor Penerimaan Negara dalam Realisasi APBN 2020: Cuma Cukai yang Melebihi Target
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui pendapatan negara sepanjang 2020 terlihat perbedaan sangat nyata dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam paparan realisasi APBN 2020 secara virtual, Menkeu menyebut hampir setiap pos pemasukan negara mendapat tekanan.

“Yang pertama terjadi penurunan dari penerimaan pajak dengan realisasi Rp1.070 triliun, turun dari target awal tahun yang sebesar Rp1.642 triliun atau APBN perubahan yang tertera dalam Perpers 72/2020 yang berjumlah Rp1.198 triliun,” katanya.

Adapun, sebab anjloknya penerimaan pajak dipicu oleh tersendatnya pemasukan dari aktivitas ekonomi berbagai industri dan kegiatan ekonomi yang menjadi objek maupun subjek pajak. Kemudian, insentif perpajakan berupa relaksasi juga diakui mantan bos IMF tersebut sebagai sumber lemahnya penerimaan sektor ini.

Kedua adalah dari sisi kepabeaan dan cukai yang melesat menjadi Rp212,8 triliun dari proyeksi awal Rp223,1 triliun. Secara terperinci, cukai turun tipis menjadi Rp176,3 triliun dari target APBN Rp172,4 triliun. Lalu, pajak perdagangan internasional mengalami hal yang sama dengan Rp36,5 triliun dari Rp42,6 triliun.

“Penerimaan cukai menunjukan kinerja membaik yang didukung oleh kebijakan tarif cukai dan pemberantasan rokok ilegal,” tuturnya.

Ketiga terkait dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tercatat sebesar Rp338,5 triliun atau lebih kecil dari target Rp367 triliun.

“Penerimaan PNBP mengalami perlambatan khususnya dari sisi pelayanan imigrasi, sektor perhubungan, pendidikan, dan layanan SIM maupun STNK,” imbuhnya.

Keempat, adalah sisi pendapatan sektor hibah yang mengalami kenaikan menjadi Rp12,3 triliun dari sebelumnya sekitar Rp500 miliar.