Polisi Periksa Penjual Es Krim Imbas 66 Siswa SD di Garut Diduga Keracunan Jajanan Sekolah
Ilustrasi es krim. (Dana Delvok-Unsplash

Bagikan:

JABAR - Polisi mengamankan seorang penjual es krim keliling menyusul puluhan siswa SD Negeri 2 Kersamenak, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, diduga keracunan jajanan sekolah.

Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan penjual es krim itu diamankan untuk dimintai keterangan.

"Kami sudah melakukan pengamanan terhadap penjual es krim, dan sedang pendalaman," katanya kepada wartawan di Garut, Jawa Barat (Jabar), Rabu 15 Februari, disitat Antara.

Ia menuturkan, Polres Garut mendapatkan informasi adanya 66 siswa SDN Kersamenak mengeluhkan sakit perut, pusing, dan mual yang diduga setelah mengkonsumsi jajanan berupa es krim di sekolahnya, Selasa 14 Februari.

Kepolisian, kata dia, langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, memeriksa sejumlah saksi, dan mencari penjual es krim hingga akhirnya berhasil diamankan di rumahnya.

"Orang yang menjual es krim telah kita ketahui keberadaannya, pada pukul 23.00 WIB, saya sendiri yang memimpin langsung untuk melakukan pengamanan terhadap seseorang inisial M usia 60 tahun," kata Kapolres.

Ia mengungkapkan, hasil pemeriksaan sementara pedagang es krim itu dibuat sendiri di rumah dan sudah berjualan sejak 2019 dengan harga jual Rp2 ribu untuk satuan kemasannya.

Dalam sehari, kata dia, es krim buatannya itu mampu terjual kurang lebih dua sampai tiga ribuan kemasan es krim dengan wilayah jualan ke sekolah-sekolah.

"Es krim yang dibuatnya itu dalam satu hari bisa dua ribu cup, dijual di sekolahan," katanya.

Kapolres menyampaikan hasil pemeriksaan terkait keracunan akibat es krim masih diragukan, karena yang membeli es krim banyak, sedangkan yang keracunan hanya 66 orang dan hanya di satu sekolah.

Sedangkan pembeli di daerah lain, kata Kapolres, tidak mengalami keracunan, untuk itu perlu dilakukan uji laboratorium pada makanan maupun es krim yang dikonsumsi siswa korban keracunan.

"Yang beli bukan anak kecil, ada juga guru dan orang tua, mereka tidak kenapa-kenapa, ada juga orang tua tidak apa-apa, tapi anaknya keracunan," kata Kapolres.

Ia menegaskan hasil pemeriksaan sementara tidak ada unsur mengarah kesengajaan, meski begitu nanti dibuktikan dari hasil uji laboratorium apakah ada zat yang berbahaya atau tidak.

"Kasusnya masih kami dalami, tentunya kami mohon waktu. Untuk kondisi korban saat ini semua sudah sehat, ada juga yang sudah bisa masuk sekolah," tandasnya.