PDIP Bela Blusukan Risma, Samakan dengan Gaya Jokowi
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kritik maupun pandangan miring terhadap aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mendapat pembelaan dari PDI Perjuangan (PDIP). 

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, blusukan merupakan karakter kepemimpinan Risma yang hendak menyapa rakyat. Khususnya, mereka yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil. 

"Dan tradisi blusukan ini juga dilakukan oleh Presiden Jokowi sebelumnya ketika beliau menjadi Gubenur. Sehingga ini harus menjadi bagian kultur kepemimpinan nasional kita, seorang pemimpin yang menyatu dengan rakyat," papar Hasto usai menerima sertifikasi insinyur profesional dari Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII), Selasa, 5 Januari. 

Menurut Hasto, apa yang dilakukan Risma itu cara membangun harapan bahwa wong cilik tidak lagi merasa ditinggalkan karena hadirnya pemimpin yang menyatu dengan rakyat. 

Lagipula, tegas Hasto, dalam konstitusi sudah dengan tegas menyatakan, fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Pengalaman Risma sebagai Wali Kota Surabaya sudah menjawab, blusukan merupakan keberpihakan bagi rakyat kecil. 

Hasto memastikan, Risma melakukan blusukan bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh wilayah Indonesia yang merupakan wilayah kerjanya sebagai Menteri Sosial. Pada akhir tahun lalu, Risma sempat berkunjung ke Ponorogo, Jawa Timur untuk bertemu penyandang disabilitas.

"Apa yang dilakukan Bu Risma merupakan pelaksanaan semangat konstitusi, di mana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, bagaimana negara hadir, bagaimana keadilan sosial ini dikedepankan. Karena itulah apa yang dilakukan Bu Risma justru menunjukkan beginilah sosok pemimpin yang terus bergerak dan berdedikasi bagi kepentingan rakyat itu, karena rakyat sebagai sumber legitimasi dan legalitas dari kepemimpinan itu," tegas Hasto.

Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyinggung gaya kepemimpinan dengan melakukan kunjungan langsung (Blusukan) ke tengah masyarakat. Menurutnya, terlalu sering blusukan juga menunjukan gejala yang tidak baik. 

"Blusukan secara proporsional  bagus saja sbg cara melihat langsung lapangan. Tp klu kecanduan blusukan maka harus diperiksa jgn2 gangguan “gila pencitraan," kata Fadli lewat postingan Twitter, @fadlizon, Selasa 5 Januari. 

Sayangnya, dalam cuitan tersebut, Fadli tidak menyebutkan secara spesifik siapa yang dia maksud. Berkaca ke belakang, gaya kepemimpinan blusukan memang sudah menjadi trend saat Joko Widodo (Jokowi) hendak maju di Pilgub DKI Jakarta. 

Belakangan, Tri Rismaharani yang didapuk sebagai Menteri Sosial (Mensos) menggantikan Juliari Batubara gencar melakukan blusukan pasca dilantik. 

Pada Senin, 28 Desember, Risma memulai awal pekerjaannya di Kementerian Sosial dengan blusukan. Risma mengunjungi kawasan aliran Sungai Ciliwung, di belakang kantor Kementerian Sosial. Saat menuju kawasan fly over Pramuka, Risma menemui beberapa keluarga yang bertempat tinggal di bawah kolong jembatan. 

Aksi blusukan dilanjutkan pada Rabu, 30 Desember. Risma mendatangi warga yang tinggal secara liar di kawasan Tol Panjang Gedong, Pluit. 

Selanjutnya, Risma kembali blusukan dengan menyusuri jalur pedestrian di Jalan Thamrin persis di sisi kanan Plaza UOB, Jakarta Pusat pada Senin, 4 Januari. Risma menemui sejumlah pengemis. 

Dari ketiga aksi blusukannya, Risma menawarkan satu program kepada warga yang ia temui, yakni tempat tinggal yang layak. Lokasi tersebut adalah Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur di Bekasi, Jawa Barat.