Bagikan:

JAKARTA - Pemkab Mojokerto, Jawa Timur mempercepat perbaikan tanggul jebol dan pembersihan sungai di sejumlah desa usai dilanda banjir akibat hujan deras selama beberapa jam, Kamis 9 Februari kemarin.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati sudah menerjunkan tim untuk melakukan pembersihan aliran sungai yang dipenuhi sampah.

"Selain itu, kami juga berupaya secepatnya melakukan perbaikan tanggul yang jebol," kata bupati saat meninjau lokasi banjir di Dusun Gembongan, Kecamatan Mojosari, Jumat 10 Februari.

Selain di Desa Jotangan, Ikfina juga meninjau sejumlah titik wilayah yang terendam banjir dan tanggul jebol. Seperti Dusun Kaliurip, Desa Kalipuro, Kecamatan Pungging, Dusun Patung, Desa Pungging, Kecamatan Pungging dan Desa Tinggar Buntut, Kecamatan Bangsal.

Ia mengatakan penanganan banjir dengan melakukan pembersihan sampah sungai serta perbaikan tanggul yang jebol difokuskan untuk menangani banjir.

"Bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI), TNI-Polri, dan masyarakat serta sukarelawan melakukan perbaikan," ucapnya.

Banjir di sana akibat curah hujan di dataran tinggi yang membawa material pohon. Jadi aliran sungai yang ada di dataran rendah tersumbat.

"Selain itu, banjir juga disebabkan adanya tanggul yang jebol," ucapnya.

Sebenarnya ada beberapa kecamatan yang terdampak banjir, seperti di Kecamatan Kutorejo, Ngoro, Mojoanyar, Bangsal, dan Puri.

"Tetapi, semuanya sudah surut kecuali di wilayah Jotangan, karena di situ ada tanggul yang tahun kemarin sudah diperbaiki dan sekarang jebol lagi. Sehingga, merendam pemukiman warga serta areal persawahan sekitar 30 hektare," ucapnya.

Selain pembersihan aliran sungai, Pemkab Mojokerto juga menangani warga yang terdampak banjir dengan menyediakan tenda pengungsian untuk pelayanan kesehatan dan dapur umum.

Bupati Ikfina juga mengerahkan jajarannya untuk melakukan asesmen dan tindak lanjut penggantian bibit untuk para petani yang sawahnya terendam banjir.

"Kami maksimalkan, karena ini berhubungan dengan hasil panen dan ketersediaan padi di Kabupaten Mojokerto," ujarnya.