JAKARTA - Pertemuan antara pemerintah dan perwakilan petani membahas penolakan Undang-Undang (UU) reformasi pertanian di India urung terucap kata sepakat. Para petani merespons dengan menyatakan bakal terus berunjuk rasa dan memblokir jalan raya utama di India.
“Terserah pemerintah apakah ingin menyelesaikan masalah petani. Kami tidak akan mengakhiri protes kami sampai tuntutan kami dipenuhi,” kata seorang pemimpin petani, Hannan Mollah dikutip oleh Associated Press, Selasa, 5 Januari.
Untuk itu pemerintah telah menjadwalkan kembali pertemuan dengan perwakilan petani pada Jumat mendatang. Namun, segenap petani India masih menyangsikan itikad baik pemerintah. Sebab, dari beberapa kali pertemuan, baik pemerintah ataupun petani selalu urung mengucapkan kata sepakat.
Para petani mengancam akan mengadakan unjuk rasa besar-besaran pada 26 Januari jika lagi-lagi tuntutan mereka terkait penolakan UU reformasi pertanian tak dipenuhi. Aksi itu dilakukan ketika India merayakan Hari Republik.
BACA JUGA:
Inti dari perselisihan tersebut adalah undang-undang baru yang menurut pemerintah akan merombak sektor yang gagal dengan deregulasi pertanian dan menghilangkan perantara negara. Namun, para petani India percaya bahwa perubahan tersebut hanya akan menguntungkan perusahaan besar. Karena itu, nasib petani akan semakin memilukan.
Sebelumnya, puluhan ribu petani telah memblokir jalan raya utama di India selama hampir 40 hari. Petani India tampak tak mundur sedikit pun dari pendiriannya, sekalipun diterpa hujan, pandemi COVID-19, hingga cuaca dingin yang mengancam nyawa.