Masyarakat Jenuh, Warga Boyolali Kurang Antusias Vaksin Booster
Seorang tenaga kesehatan memperlihatkan kartu vaksinasi usai simulasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. (ANTARA)

Bagikan:

BOYOLALI - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyebutkan masyarakat yang mengikuti vaksinasi penguat (booster) kedua untuk meningkatkan imunitas di wilayah ini menurun karena masyarakat merasa sehat dan jenuh dengan program vaksin.

"Kami mengakui antusias masyarakat untuk vaksinasi penguat kedua memang berkurang, bahkan dosis penguat pertama juga sama," kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah) Puji Astuti dikutip ANTARA, Kamis 9 Februari.

Menurut Puji Astuti, masyarakat yang membutuhkan vaksinasi penguat kedua, hanya saat mereka pergi. Misalnya, masyarakat yang mau umrah, keluar negeri atau kemana yang dalam perjalanan mengharuskan vaksinasi penguat sebagai syarat.

Namun, masyarakat yang melakukan vaksinasi penguat kedua setiap hari masih ada dan cukup lumayan, karena di Puskesmas di 22 kecamatan di Boyolali stok vaksin selalu habis.

"Dinkes Boyolali beberapa waktu lalu mendapatkan pasokan vaksin sedikit-sedikit, yakni sebanyak 2.600 dosis yang dibagi ke sejumlah Puskesmas, yakni  25 Puskesmas. Puskesmas dapat melakukan vaksinasi lima orang per hari sudah luar biasa," katanya.

Dia mengaku ketersediaan vaksin di Boyolali tidak melimpah seperti dahulu saat pandemi yang secepat mungkin harus menghabiskan stok vaksin untuk masyarakat.

Dinkes Boyolali tetap mendorong masyarakat untuk melengkapi vaksinasi, baik penguat pertama maupun kedua.

Vaksinasi penguat pertama di Boyolali tercatat sebanyak 248.876 orang atau sekitar 33,71 persen dari total target 930.580 sasaran. Vaksinasi penguat kedua baru 5.276 orang, baik untuk SDM Dinkes, lansia, petugas publik, masyarakat rentan maupun ibu hamil.

Kendati demikian, Dinkes Boyolali meminta masyarakat yang membutuhkan vaksinasi penguat kedua silahkan datang ke Puskesmas terdekat.

Dia mengatakan mau tidak mau peningkatan imunitas harus dilakukan, sehingga kuat menghadapi penularan penyakit setelah pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Masyarakat yang melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua belum cukup. Jadi, harus dilakukan vaksinasi penguat pertama dan sekarang sudah mulai penguat kedua," katanya.