Pakar: Kasus Baru Gagal Ginjal Akut Bukti Deteksi Dini Pemerintah Lemah
Pakar keamanan dan ketahanan kesehatan global Griffith University Australia Dicky Budiman (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pakar keamanan dan ketahanan kesehatan global Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan temuan kasus baru gagal ginjal akut menjadi bukti lemahnya deteksi dini kesehatan.

“Ini alasan klasik dari dulu yang tidak pernah diperbaiki. Artinya, belum ada komitmen yang kuat untuk memperbaiki regulasi. Tidak seperti semangat melakukan revisi atau membuat regulasi baru di sektor lain,” kata Dicky kepada ANTARA, Selasa 7 Februari.

Dicky menurutkan bahwa deteksi yang lemah berpotensi memicu temuan kasus baru lain yang serupa ataupun serupa dalam bentuk yang tidak sama sesuai dengan logika ilmiah. Terlebih kasus gagal ginjal akut berbicara terkait obat yang diedarkan secara bebas pada masyarakat.

Dengan adanya deteksi yang lemah, setiap kasus tidak bisa termonitoring dengan baik. Ia menilai hal tersebut sangat berbahaya, sebab satu kasus yang ditemukan bisa menggambarkan seperti apa fenomena gunung es yang sebenarnya ada dalam masyarakat.

Dicky menilai sistem deteksi semua penyakit di Indonesia, tidak banyak berubah dalam 20 hingga 30 terakhir. Dalam konteks memastikan tiap obat maupun makanan yang aman dan berkualitas saja, Indonesia masih lemah bahkan hanya dalam skala ASEAN.

Seharusnya, kata dia, kembali ditemukannya kasus gagal ginjal akut pada anak dijadikan sebagai pembelajaran berharga sekaligus momentum memperbaiki regulasi kesehatan yang masih lemah.

Hal ini sangat penting dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah atas kualitas kesehatan masyarakat.