Bagikan:

YOGYAKARTA – Lempeng Anatolia disebut menjadi penyebab gempa di Turki dan Suriah pada Senin, 2 Februari.  Belajar dari kejadian tersebut, masyarakat perlu mengenal Lempeng Anatolia.

Negara Turki memang disebut sebagai negara yang paling rawan gempa di dunia. Hal itu disebabkan karena kondisi geografis Turki yang berada di lempeng Anatolia. Lalu apa sebenarnya lempeng Anatolia?

Mengenal Lempeng Anatolia

Lempeng Anatolia adalah lempengan yang berada di Turki. Lempengan ini merupakan bagian dari sistem aktivitas tektonik yang kompleks sekaligus aktif. Keaktifannya tidak hanya di lempengan tersebut, namun juga berpengaruh pada lempeng di sekitarnya.

Keberadaan Lempeng Anatolia juga sangat penting dalam proses geologi seperti pembentukan beberapa pegunungan dan sesar yang ada di wilayah tertentu. Selain itu Lempeng Anatolia juga menjadi lempeng tektonik yang membentuk lapisan kulit bumi. Lempeng ini bergerak lambat dan berpengaruh pada permukaan bumi dengan menyebabkan aktivitas seismik. Gempa dan aktivitas vulkanik masuk di dalamnya.

Beberapa negara tercatat berada di atas lempeng Anatolia, termasuk Turki dan Suriah. Meski demikian tidak semua wilayah Turki dan Suriah berada di atas lempeng Anatolia.

Ada dua patahan utama yang dimiliki oleh lempeng Anatolia Turki yakni patahan Anatolia Utara yang letaknya membujur dari barat ke timur di Turki, dan patahan kedua adalah patahan Anatolia Timur yang letaknya berada di bagian tenggara Turki. Patahan ini yang diduga menjadi pemicu gempa di Turki.

Keberadaan patahan Anatolia Timur merupakan tahap akhir benturan antara dataran Eurasia dan Arabia yang terjadi di akhir pertengahan era Miocene atau kuran lebih 16 hingga 20 juta tahun yang lalu.

Patahan Anatolia Timur sendiri berupa patahan celah lurus. Lempeng batuan yang bergerak saling berlawanan dengan garis vertikal patahannya hingga menyebabkan tekanan dan berimbas pada lempeng yang bergerak horizontal. Gerak ini kemudian menyebabkan gempa.

Lempeng Anatolia juga berbagi batas dengan beberapa lempeng lain yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Afrika, Lempeng Arab, dan Lempeng Laut Aegean. Wilayah ini juga dikenal dengan wilayah North-Anatolian Transform Fault atau Sesar Anatolia Utara, yakni patahan strike-slip lateral-kanan aktif yang ada di  Anatolia utara yang membentang di sepanjang Lempeng Eurasia dan Lempeng Anatolia. Posisi tersebut kemudian menghasilkan aktivitas kegempaan yang terus terjadi.

Mengutip situs geo.arizona.edu, lempeng Anatolia jadi salah satu topik geosains yang masih terus diteliti. Pasalnya, lempeng tersebut bergerak secara independen dari lempeng tektonik di sekitarnya. Lempeng ini juga jadi paling aktif secara seismik di dunia lantaran interkasi dari beberapa lempengan yang mengelilingi Anatolia.

Sejarah lempeng Anatolia terbentuk pada 34 juta tahun silam (Oligosen). Geolog Turki menemukan fakta petrologi yang berkaitan dengan bebatuan. Selain itu terbentuk pula melalui keberadaan ofiolit atau penggalan kerak samudera dan lapisan mantel bawah yang persebarannya cukup luas dan terbentuk lewat obduksi Samudera Tethyan Trias.

Turki sendiri memang kerap dilanda gempa. Menurut ahli, setiap tahun terjadi gempa rata-rata kurang dari 20 kali dengan magnitudo lebih dari 7,0. Sedangkan gempa yang baru-baru ini terjadi termasuk dalam kejadian luar biasa.

Selain mengenal Lempeng Anatolia, Anda bisa mendapatkan informasi menarik lain di VOI.ID.