Bagikan:

JEMBRANA - Kebakaran menghanguskan 20 kios di Pasar Adat Lelateng, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Kerugian ditaksir mencapai Rp1 miliar.

Bendesa Adat Lelateng I Made Samiada mengatakan, para pedagang untuk sementara akan direlokasi ke depan Pasar Adat Lelateng sampai kios selesai direnovasi kembali. 

"Setelah kejadian seperti ini, saya merencanakan untuk pedagang yang terkena musibah ini akan direlokasi di depan pasar adat Lelateng sambil menunggu proses renovasi. Namun tetap akan dikomunikasikan dengan para pedagang yang terkena musibah," kata Samiada, Senin, 6 Januari.

Kebakaran Pasar Lelateng Jembrana terjadi sekitar pukul 20.00 WITA, Sabtu, 4 Januari.

"Kejadiannya yang saya dengar, informasi berawal dari warga terdekat, dari jam delapan itu dia melihat asap kecil di salah satu kios. Setelah itu, dilaporkan kepada si pemilik kios, sampai di lokasi api sudah membesar dan jam 9 saya diinformasikan oleh warga sekitar bahwa di pasar desa adat ini ada kebakaran. Saya langsung meluncur ke sini dan sampai di sini sudah ditangani oleh petugas pemadam kebakaran," imbuhnya.

Kebakaran segera dapat dipadamkan namun proses pendinginan memakan waktu yang cukup lama. "

Api dapat dipadamkan dalam waktu 30 menit, namun proses pendinginannya sampai jam tiga  pagi," sebutnya.

Pihaknya menaksir kerugian mencapai sekitar Rp 1 miliar termasuk kerugian dari barang dan bangunan.

"Kerugian saya perkirakan mencapai Rp1 miliar untuk kerugian barang dan bangunan," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang meninjau pasar pascakebakaran mengaku kaget karena kejadian serupa juga pernah terjadi di tahun 2021.

"Kemarin saat saya mendengar berita hampir tidak percaya, karena baru berselang kurang dari dua tahun kebakaran ini terjadi lagi. Musibah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, dari sisi elektrikal mungkin atau human erornya, harus kita pahami apa penyebab kebakaran. Ini hal hal yang perlu kita teliti kedepan," kata Bupati Tamba.

Pihaknya mengungkap pentingnya penataan pasar yang sesuai dengan standar. Selain penataan kios, penataan berbagai fasilitas evakuasi dengan sangat diperlukan ketika terjadi bencananya sehingga meminimalisir kerugian yang terjadi.

"Kita penting sekali merevitalisasi pasar, jangan berpikir revitalisasi pasar itu akan mewah, tidak seperti itu. Yang kita tata agar pasar itu bersih, rapi, higienis dan ada manajemen yang baik," ujarnya.