1 Orang Tertimbun Longsor Saat Manado Diguyur Hujan Deras
Polsek Mapanget evakuasi korban longsor di Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara dengan menggunakan mobil dinas, Jumat (27/1/2023). (ANTARA)

Bagikan:

MANADO - Seorang warga Kairagi dilaporkan tertimbun akibat longsoran yang terjadi di Kecamatan Mapanger, Kota Manado, saat terhadi bencana hujan dan longsor Jumat, 27 Januari.

Kapolsek Mapanget Iptu I Gusti Ayu Utami memimpin langsung proses evakuasi dan memberikan bantuan bagi warga korban tanah longsor yang terjadi di Lingkungan IV Kelurahan Kairagi 1, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan tanah longsor tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah Kota Manado dan sekitarnya, yang turun sejak Kamis 26 Januari malam.

“Setelah mendapat info terjadinya tanah longsor, Kapolsek Mapanget bersama anggota segera mendatangi lokasi, kemudian mengimbau warga agar menjauh dari sekitar lokasi kejadian untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan,” kata Abast.

Setelah itu, Kapolsek Mapanget bersama anggota mengevakuasi warga yang terdampak tanah longsor dengan menggunakan mobil dinas polsek setempat. Informasi diperoleh sementara menyebutkan, terdapat 8 rumah warga yang terdampak tanah longsor di Lingkungan IV Kelurahan Kairagi 1.

“Sedangkan warga yang dievakuasi sementara ke kantor Kelurahan Kairagi 1 berjumlah 43 orang. Terdiri dari, 22 anak-anak, 11 dewasa, enam orang tua, dan 4 lanjut usia. Warga dievakuasi dengan menggunakan mobil patroli Polsek Mapanget. Informasi diperoleh, ada satu korban yang dirawat di RS AURI Manado,” kata Abast

Tidak hanya mengevakuasi, Kapolsek Mapanget juga memberikan bantuan kepada para warga yang dievakuasi tersebut.

“Adapun bantuan yang diberikan di antaranya, makanan siap santap dan air mineral,” kata Abast.

Ia menambahkan, Polda Sulut dan jajaran masih terus melakukan upaya penanganan musibah banjir maupun tanah longsor di wilayah Kota Manado dan sekitarnya.

“Termasuk melakukan patroli, pemantauan, dan menyampaikan imbauan di lokasi-lokasi rawan bencana alam. Hal ini sebagai upaya deteksi dini dan meningkatkan kewaspadaan bagi warga terhadap terjadinya bencana alam untuk menghindari jatuhnya korban,” demikian Jules Abraham Abast.