Bagikan:

JAKARTA - Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, mendata tingkat okupansi hotel di daerah wisata setempat mencapai 90 hingga 100 persen menjelang Tahun Baru 2021 hingga beberapa hari ke depan.

Kepala Dinas Pariwisata Wan Rudi menyebut di kawasan pariwisata Pantai Trikora, seluruh hotel berkapasitas 40 hingga 70 kamar sudah terisi penuh. Bahkan banyak pengunjung yang tidak mendapatkan tempat penginapan.

Demikian pula untuk kawasan pariwisata internasional di Lagoi. Rata-rata tingkat okupansi sejumlah hotel di situ pun mencapai 80 hingga 100 persen.

Dia mencontohkan Hotel Anmon Resort Bintan. Dengan desain tenda glamping (glamour camping) yang ikonik dan mewah, menjadi rebutan para pengunjung.

"Apalagi saat ini harga penginapannya menyasar pasar wisatawan lokal. Biasanya menyasar wisatawan asing dengan harga Rp2 juta per malam, sekarang sekitar Rp1 juta sampai Rp1,4 juta per malam," kata Wan Rudi, dikutip dari Antara, Kamis 31 Desember.

Wan Rudi menyampaikan meningkatnya okupansi hotel di Bintan menjelang Tahun Baru 2021 karena daerah setempat tidak menerapkan kewajiban tes cepat antigen bagi pengunjung.

Ia mengatakan mayoritas pengunjung dari Bintan dan Tanjungpinang. Mereka hanya wajib mematuhi protokol kesehatan saat menginap di hotel, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tidak berkerumun.

"Kecuali wisatawan lokal dari Batam. Jumlahnya cukup banyak, dan mereka hanya perlu melakukan tes cepat biasa dengan hasil non-reaktif," ujarnya.

Kendati okupansi hotel meningkat, kata dia, pengunjung maupun pelaku usaha pariwisata di Bintan tidak diperkenankan merayakan malam Tahun Baru 2021 dengan kegiatan yang dapat memicu kerumunan, seperti band, konser artis, maupun pesta kembang api.

"Kalau mau buat acara bakar-bakar, silakan. Asal di tempat penginapan masing-masing dan disiplin protokol kesehatan," tegasnya.

Satgas COVID-19 gabungan di Bintan, kata dia, sudah mulai patroli mengawasi aktivitas masyarakat di tempat-tempat wisata.  "Apabila ada kegiatan kerumunan, langsung dibubarkan," ujar Rudi.

Pihaknya bersyukur karena perlahan-lahan industri pariwisata di Bintan mulai bangkit, meskipun pintu wisatawan asing ke daerah itu tak kunjung dibuka akibat pandemi COVID-19.

Rudi mengakui bahwa selama ini pariwisata Bintan memang mengandalkan kunjungan wisatawan asing, apalagi secara geografis letaknya berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Saat ini, pelaku wisata Bintan hanya mengandalkan kunjungan wisatawan lokal dengan berbagai promo yang menarik.

"Kami berharap akses turis asing ke daerah ini segera dibuka, paling tidak bertahap dan dalam jumlah yang terbatas. Terlebih, pariwisata Bintan sudah sangat siap dengan penerapan protokol kesehatan ketat bagi pengunjung luar negeri," kata Rudi.