Bagikan:

JAKARTA - Jerman telah menerima permintaan resmi Polandia untuk mengekspor kembali tank Leopard 2 ke Ukraina, kata Menteri Pertahanan Polandia pada Hari Selasa, saat Warsawa meningkatkan tekanan pada Berlin untuk memberikan persetujuannya.

Ukraina menginginkan Leopard 2 buatan Jerman, salah satu tank Barat yang paling banyak digunakan, untuk membantu menembus garis pertahanan Rusia dan merebut kembali wilayah tahun ini.

Sementara, Jerman, yang persetujuannya diperlukan untuk mengekspor kembali Leopard, memilih menahan diri, khawatir akan mendorong Moskow untuk meningkatkan konflik.

"Jerman telah menerima permintaan izin kami untuk mentransfer tank Leopard 2 ke Ukraina," tulis Mariusz Blaszczak di Twitter, melansir Reuters 24 Januari.

"Saya juga mengimbau pihak Jerman untuk bergabung dengan koalisi negara-negara yang mendukung Ukraina dengan tank Leopard 2," lanjutnya.

"Ini adalah tujuan kita bersama, karena keamanan seluruh Eropa dipertaruhkan!," tandasnya.

Di bawah tekanan kuat dari beberapa sekutunya, Berlin mengatakan bersedia untuk bertindak cepat jika ada konsensus di antara sekutu.

Seorang juru bicara kementerian ekonomi Jerman tidak dapat segera dihubungi melalui telepon, dan tidak segera membalas permintaan komentar melalui email.

Pada Hari Minggu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Berlin tidak akan menghalangi Polandia jika memilih untuk meminta izin mengirim tank Leopard 2.

Di Hari Senin, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Jerman tidak memblokir ekspor tank tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang negaranya berbatasan dengan Ukraina, mengatakan pada Senin pagi, Warsawa akan meminta izin untuk mengirimkan tank ke Kyiv dan sedang berusaha untuk mendapatkan yang lainnya.

"Bahkan jika kami tidak mendapatkan persetujuan ini... kami akan tetap mengirim tank kami bersama-sama dengan yang lain ke Ukraina. Kondisi kami saat ini adalah membangun setidaknya koalisi kecil negara," ujarnya.

Diketahui, sekitar 20 negara mengoperasikan tank tersebut, termasuk Kanada, Denmark, Finlandia, Belanda, Norwegia, Austria, Spanyol, Swedia, dan Turki.