Menteri Pertahanan Sebut Jerman Belum Buat Keputusan Seputar Pengiriman Tank Leopard ke Ukraina
Ilustrasi tank Leopard. (Wikimedia Commons/Oscar en el medio)

Bagikan:

JAKARTA - Jerman belum membuat keputusan apa pun terkait pengiriman tank buatan negeri itu, Leopard, ke Ukraina, seperti yang direncanakan Polandia, dengan setiap re-ekspor tank Leopard memerlukan persetujuan dari pemerintah di Berlin.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht pada Hari Kamis mengatakan, belum ada permintaan resmi yang diterima dari sekutu seperti Polandia untuk meneruskan tank Leopard buatan Jerman mereka.

Itu terjadi sehari setelah presiden Polandia meminta koalisi sekutu untuk mengirim tank Leopard mereka ke Ukraina, meningkatkan tekanan pada Berlin untuk memberikan lisensi ekspor.

Menteri Lambrecht, yang sedang memeriksa brigade tank yang terlibat dalam pasukan tanggap cepat NATO mengatakan, Jerman akan memutuskan berdasarkan situasi yang berkembang di Ukraina.

"Saya pikir itu pendekatan yang tepat untuk tidak mengesampingkan apa pun, tetapi selalu mempertimbangkan apa yang ingin kita capai, apa tantangannya dan selalu mempertimbangkan koordinasi kita dengan mitra dan sekutu internasional," katanya, melansir The National News 12 Januari.

"Tidak ada keputusan untuk mengirim tank tempur. Keputusan ini belum dibuat," sambungnya.

menteri pertahanan jerman
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Diketahui, pengiriman senjata yang dimulai dengan helm dan senjata pertahanan telah berkembang selama setahun terakhir menjadi pengiriman drone, helikopter, senjata artileri, amunisi roket hingga sistem pertahanan udara.

Terpisah, Prancis pekan lalu mengumumkan akan mengirim tank ringan ke Ukraina, pertama kalinya kekuatan barat menawarkan kendaraan semacam itu secara langsung, daripada mengatur negara-negara bekas blok timur untuk mengirim tank era Soviet.

Jerman dan AS kemudian mengatakan akan mengirim kendaraan ringan, termasuk 40 Marder Jerman, dengan pelatihan untuk pasukan Ukraina digelar pada akhir Maret.

Tetapi, tekanan sangat besar pada Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk mengirim tank Leopard berat yang telah lama diminta Ukraina.

Jika Jerman memberikan lampu hijau, Finlandia dan kemungkinan lainnya dikatakan dapat mengikuti Polandia dalam menawarkan tank Leopard mereka sendiri ke Ukraina.

Sebelumnya, Kanselir Scholz dan para pembantunya mengatakan, Jerman tidak akan bertindak secara sepihak atau membiarkan NATO menjadi pihak dalam perang dengan Rusia - sementara para kritikus mengatakan setidaknya salah satu dari alasan itu tidak lagi berlaku setelah sekutu mulai mengirim tank.

"Tank Leopard akan dikirimkan ketika ada begitu banyak tekanan, sehingga tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Kemudian Kanselir akan segera mengikutinya," jelas Norbert Roettgen, pakar urusan luar negeri terkemuka di oposisi Jerman.

"Cara Jerman bertindak atas dukungan militer ke Ukraina adalah sebuah tragedi, karena keengganan kami memecah belah Eropa, alih-alih menyatukan timur dan barat dalam momentum Eropa."