JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) memaparkan hasil jajak pendapat yang menyatakan bahwa masih banyak masyarakat di Indonesia belum mengetahui bahwa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dicabut oleh Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan hasil survei, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan sebanyak 53 persen responden mengaku tak tahu PPKM sudah dicabut, sementara 47 persen sudah mengetahuinya.
"Kami menanyakan seberapa persen masyarakat yang sudah tahu adanya PPKM dicabut itu. Rupanya masih belum mayoritas pada awal Januari survei ini dilaksanakan, baru 47 persen masyarakat yang tahu bahwa PPKM sudah dicabut," kata Djayadi Hanan dalam pemaparan survei virtual, Minggu, 22 Januari.
Dari responden yang mengetahui PPKM telah dihentikan, sebanyak 87,1 persen menyatakan setuju, 6,9 mengaku tidak setuju, dan 6 persen tidak menjawab.
Dalam kesempatan itu, Djayadi menguraikan basis demografi masyarakat tahu dan tidak tahu PPKM dicabut. Basis masyarakat yang lebih banyak mengetahui bahwa PPKM dicabut yakni suku Jawa, Betawi, Minang, dan Bugis.
"Dari segi etnis, yang tahu bahwa PPKM dicabut paling rendah di kalangan Sunda, Batak, Marunda, lalu daerah-daerah melayu itu yang kurang mengetahui atau menyadari bahwa PPKM telah dicabut," urai dia.
LSI juga menangkap pendapat masyarakat mengenai pesan Presiden Joko Widodo yang meminta agar masker tetap digunakan meskipun PPKM dicabut. Hasilnya, mayoritas mengaku setuju dengan proporsi 77,5 persen, sementara 19,6 persen merasa tidak perlu, dan 3 persen tak menjawab.
BACA JUGA:
"Masyarakat juga setuju dengan kehati2an yang disampaikan melalui pesan presiden terkait penggunaan masker saat PPKM dicabut. Masyarakat memandang bahwa penggunaan masker tetap diperlukan," jelas Djayadi.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan lewat sambungan telepon pada 7-11 Januari 2023. Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Sebanyak 1221 responden dipilih metode random digit dialing (RDD). Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar 2,9 persen persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.