KUPANG - Ketua Umum Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur Eurico Gutteres mengingatkan para pejuang eks Timor Timur yang nantinya menempati 2.100 unit rumah bantuan pemerintah pusat di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk selalu menjaga kerukunan dan keutuhan.
"Kami perlu mengingatkan agar warga yang menerima bantuan rumah dari pemerintah untuk selalu menjaga kerukunan dan keutuhan di lokasi tempat tinggal dan sekitarnya," kata Eurico Gutteres ketika dihubungi di Kupang, dilansir dari Antara, Senin, 16 Januari.
"Siapapun penghuni rumah yang melanggar meski sudah ada nama dalam SK Bupati sekalipun, akan disuruh keluar dari perumahan itu apabila tidak bisa menjaga kerukunan di daerah setempat," kata Eurico Gutteres.
Warga eks Timor Timur yang menerima bantuan perumahan agar memahami secara baik. Apa yang telah disepakati dalam ritual adat pembangunan rumah oleh warga Fatuleu dan eks Timtim akan ditulis dalam prasasti yang nantinya ditandatangani Presiden RI Joko Widodo.
"Proses pembangunan rumah diawali dengan upacara adat, ada kesepakatan dan ritual adat, maka lokasi pembangunan rumah di Fatuleu sebagai Kampung Adat Timor," tegas Eurico Gutteres.
Ia menjelaskan, apabila 2.100 unit rumah yang dibangun Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR RI sudah selesai dan ditempati warga eks pejuang Timor Timur maka nantinya akan diikuti dengan sejumlah program pemberdayaan ekonomi bagi warga setempat.
Menurut dia dalam kawasan perumahan yang dihuni 2.100 warga eks pejuang Timtim itu juga dibangun tempat-tempat ibadah dan pasar tradisional
guna mendukung pembangunan ekonomi warga.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Kabupaten Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur mendapat alokasi 2.100 unit rumah dari total 52.000 unit rumah yang disetujui Presiden Joko Widodo untuk diberikan kepada para pejuang eks Timor Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sekilas mengenai Eurico Guterres. Dia adalah tokoh pro integrasi Timor Timur. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Panglima Milisi pro-Indonesia di Timor Leste. Ia juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Timor Timur Fraksi Golkar (1999—2004).
Eurico dituduh terlibat dalam sejumlah pembantaian di Timor Timur, dan merupakan pemimpin milisi utama pada pembantaian pasca-referendum dan penghancuran ibu kota Dili.