Pemkot Bangun Beronjong Cegah Abrasi Susulan di Mapak Indah Mataram
Kondisi lapak pedagang kuliner di Mapak Indah Kota Mataram, NTB, setelah terdampak abrasi pantai pada 22 Desember 2022. (ANTARA/HO)

Bagikan:

NTB - Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto mengatakan petugas sedang memasang beronjong untuk menghindari terjadinya abrasi susulan di kawasan pedagang kuliner di Mapak Indah.

"Masyarakat memang tidak bisa kita salahkan. Tapi ke depan kita harapkan masyarakat tidak bangun lapak permanen di sempadan pantai, apalagi kawasan itu termasuk kawasan rawan gelombang pasang," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat 13 Januari, disitat Antara.

Selain itu, karena berada di kawasan pariwisata, Dinas Pariwisata bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sedang menyiapkan desain ulang terhadap keberadaan pelaku UMKM yang berada di sempadan pantai Mapak Indah.

Sementara, Disdag saat ini sedang merampungkan penyusunan zonasi pedagang kaki lima (PKL) dan kawasan sempadan pantai salah satunya masuk zona merah atau lokasi yang dilarang untuk berjualan apalagi membuat lapak permanen.

Terkait dengan itu, Uun berharap agar para pedagang bisa bersabar dan menunggu kondisi cuaca lebih baik sehingga proses pemasangan beronjong bisa segera rampung dan masyarakat bisa beraktivitas kembali.

Dalam eksempatan itu, Uun memastikan pemerintah daerah memberikan atensi terhadap abrasi di Mapak Indah yang terjadi pada akhir 2022.

"Terhadap puluhan pedagang kuliner di Mapak Indah yang terdampak abrasi, tetap menjadi atensi Kepala Daerah. Keberadaan mereka tetap kita data untuk rencana penanganan ke depan," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas dan Kelompok Sadar Wisata Mapak Indah Mahendra Irawan mengatakan, 20 lapak kuliner di Mapak Indah merupakan rintisan pertama dari Tanjung Bias Kabupaten Lombok Barat.

Kondisi 20 lapak kuliner di Mapak Indah saat ini sudah habis oleh abrasi pantai yang menghantam bagian bawah lapak hingga kedalaman 3-4 meter.

"Total kerugian pedagang sekitar Rp1,5 miliar, sebab satu lapak dengan berbagai desain tersendiri menghabiskan biaya sekitar Rp75 juta," katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya juga berharap pemerintah daerah bisa memberikan solusi atau penanganan pertama bagi para pedagang di Mapak Indah.