Angin Kencang Melanda Lingga dan Bintan Kepri, Atap 6 Rumah Tersapu
Salah satu atap rumah warga di Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau rusak setelah disapu angin kencang (HO/BPBD Kepri)

Bagikan:

KEPRI - Angin kencang menerjang Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Akibatnya atap enam rumah di dua wilayah itu tersapu.

Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi mengatakan, atap lima rumah yang terdampak terdapat di Dusun I Tanjung Ambat dan Dusun 2 Tekoli, Desa Pulau Batang, Kecamatan Temiang Pesisir.

"Ada 17 orang yang tinggal di rumah yang rusak parah akibat angin kencang tersebut," ujarnya di Tanjungpinang, Kamis,

Pada saat yang sama, angin kencang juga menghancurkan atap satu unit rumah di Kampung Kuala Lumpur RT 02/RW 06, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Bintan pada Rabu 11 Januari.

"Ada lima orang yang tinggal di rumah tersebut," ucapnya.

Menurut dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Sementara kerugian material masih dihitung oleh pemerintah daerah setempat.

Tim penanggulangan bencana juga menganalisis kebutuhan mendasar yang dibutuhkan oleh para korban sebagai dasar bagi pemerintah daerah menyalurkan bantuan.

Selain mendapat bantuan dari Pemkab Lingga dan Bintan, kata dia, Pemprov Kepri juga memberikan bantuan sandang dan pangan.

"Angin kencang yang disertai hujan deras dan petir kerap terjadi sejak musim angin utara," katanya.

Hasbi menngungkapkan, sejak November 2022 sampai sekarang, cuaca ekstrem beberapa kali terjadi di sejumlah kawasan pesisir di Bintan, Lingga, Tanjungpinang, dan Natuna.

Cuaca ekstrem saat musim angin utara bukan hanya angin kencang, melainkan juga banjir rob, gelombang tinggi dan angin puting beliung. "Beberapa kawasan juga terjadi banjir rob," imbuhnya.

Ia mengimbau warga pesisir untuk mewaspadai cuaca ekstrem tersebut selama musim angin utara. Puncak angin utara diperkirakan terjadi pada Februari 2023.

"Kalau gelombang laut sekarang tidak terlalu tinggi dibanding awal Januari 2023. Misalnya, di Natuna dan Anambas biasanya mencapai 4-6 meter, sejak beberapa hari ini sekitar 2,5 meter," tuturnya.