KEPRI - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi fenomena cold surge atau gangguan tropis yang menyebabkan cuaca buruk melanda Pulau Bintan dan sebagian wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Rabu 15 Februari pagi.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang Vivi Putri mengatakan, gangguan tropis itu menyebabkan hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi.
Di perairan Natuna yang gelombang lautnya sudah melandai sejak awal Februari 2023, kini menjadi tinggi kembali.
Berdasarkan pemantauan BMKG, gelombang laut di perairan Natuna mencapai 4 meter, sedangkan gelombang laut di Bintan, Lingga, dan Anambas 2,5 meter.
"Gangguan tropis menyebabkan muncul cuaca buruk di daerah yang dilewati aliran tersebut yang sedang aktif," ujarnya di Tanjungpinang, Kepri, Rabu 15 Februari, disitat Antara.
Vivi menjelaskan, hujan deras dan angin kencang juga disebabkan adanya daerah pertemuan angin atau konvergensi di lapisan atas. Kondisi tersebut mengakibatkan perlambatan pergerakan massa udara dan terjadinya penumpukan massa udara sehingga dapat membentuk awan-awan konvektif penyebab hujan.
Gelombang laut yang tinggi juga disebabkan musim angin utara di Kepri. Musim angin utara terjadi sejak November 2022 dan diperkirakan berakhir pada Maret 2023.
"Kepri masih dalam musim angin utara yang menyebabkan tiupan angin di wilayah ini cukup kuat, terlebih di wilayah Natuna sehingga kondisi tersebut berpengaruh terhadap tinggi gelombang. Di mana pembangkit gelombang laut adalah angin sehingga ketika tiupan angin cukup kuat dapat menyebabkan tinggi gelombang laut menjadi tinggi," ucapnya.
BACA JUGA:
Cuaca buruk yang melanda Pulau Bintan menyebabkan jaringan pembangkit listrik terganggu. PLN melakukan pemadaman listrik mulai pukul 09.00-13.00 WIB di sebagian wilayah Pulau Bintan akibat kerusakan pada jaringan pembangkit listrik tersebut.
"Kami imbau masyarakat untuk memotong batang atau pohon yang mudah patah atau tumbang untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika angin kencang," kata dia.
Ia juga mengimbau pengguna transportasi laut, khususnya di Natuna, untuk mewaspadai gelombang tinggi.
"Nelayan yang menggunakan perahu kecil agar mewaspadai cuaca buruk," tandasnya.