486 Guru Lulus <i>Passing Grade</i> 2021 di Sumbar Belum Dapat Penempatan, DPRD: Kita Minta Pemprov Cari Solusi
Presiden Jokowi meninjau Program Tagana Masuk Sekolah dan Kampung Siaga Bencana di SDN Panimbang Jaya 1, Banten, Senin 18 Februari 2019. (Antara-Puspa P)

Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 486 guru lulus passing grade 2021 di Sumatera Barat (Sumbar) hingga saat ini belum mendapat penempatan tugas. Para guru itu mengadukan nasibnya ke Komisi V DPRD Sumbar.

Perwakilan Forum Guru Prioritas Pertama Negeri dan Swasta (FGPPNS) Nelvi Wanrifa mengatakan, mereka sudah menyuarakan hal ini sejak Oktober 2022, bahkan sebelum pengumuman guru passing grade kedua diumumkan.

"Kami sudah bawa persoalan ini ke DPRD namun saat itu tidak memungkinkan terjadi audiensi lalu kita audiensi ke DPR RI dengan rekan-rekan dari provinsi lain. Hasil pertemuan itu kami bawa kembali ke daerah bertemu gubernur, wakil gubernur dan sekretaris Dinas Pendidikan lalu hari ini dengan Komisi V DPRD Sumbar," katanya saat audiensi dengan Komisi V DPRD Sumbar di Padang, Sumbar, Kamis 5 Januari

Ia berharap, ada solusi dari pertemuan ini dan rekan-rekannya mendapatkan penempatan tugas mereka sebagai guru PPPK.

"Kita ini guru SMA, SMK dan SLB yang datang dari Padang, Pasaman, Bukittinggi, Pariaman dan Padang Pariaman. Kita berharap ada formasi untuk tahun ini," tuturnya disitat Antara.

Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Barlius mengatakan, mereka ini lulus passing grade 2021 bersama 2.523 guru dan sebanyak 1.926 guru mendapatkan penempatan tugas mereka.

"Ada yang kembali ke sekolah awal dan ada ke sekolah lain hingga ada yang ke luar provinsi," imbuhnya.

Menurut dia guru ini mengajar kewirausahaan dan memang ijazah mereka tidak sinkron dengan mata pelajaran itu namun mereka telah mengajar mata pelajaran itu sejak 10 tahun lalu.

"Kita terus melakukan koordinasi dengan pusat hingga lebih dari tiga kali dan semoga ada solusi," kata dia.

Ketua Komisi V DPRD Sumbar Daswanto mengatakan ada 486 guru yang tercecer tidak mendapatkan penempatan, padahal mereka sudah menjadi guru honorer sejak 2001.

"Kita akan meminta Pemprov mencari solusi untuk mencarikan formasi bagi guru tersebut," tandasnya.