Menkes yang Bangga dengan Efek Positif dari Transformasi Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto via Kemenkes)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, transformasi kesehatan dalam enam pilar yang dijalankan pemerintah mulai memperlihatkan dampak baiknya secara pasti pada masyarakat.

“Kita ingin memastikan bahwa ibu dan anak kita terurus dengan baik. Alat timbangan yang hanya ada di 10 ribu Puskesmas tadi, kita bagi ke 300 ribu posyandu supaya semua ibu hamil bisa diperiksa dengan USG,” kata Budi dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kemenkes, Kamis 5 Januari dilansir Antara.

Dalam pilar transformasi layanan primer, Kemenkes memperkuat upaya promotif preventif dan mendekatkan akses layanan kesehatan melalui revitalisasi 300 ribu posyandu yang dilengkapi dengan kader kesehatan yang berkualitas dan alat kesehatan seperti USG dan alat periksa jantung.

Layanan posyandu juga dibuat lebih fokus pada upaya promotif preventif seperti skrining dan surveilans, bagi semua siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia serta menata sistem laboratorium. Kemenkes menambah tiga jenis imunisasi rutin saat BIAN, pelaksanaan Active Case Finding (ACF) Tuberculosis dan mengadakan lima gerakan cegah stunting.

Tercatat sebanyak 685.250 atau 70,7 persen dari estimasi 969.000 kasus TBC telah ditemukan. Sampai akhir Desember 2022 pun, sekitar 75,5 persen balita sudah dipantau pertumbuhannya secara rutin di posyandu.

Di transformasi layanan rujukan, kemenkes meratakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk empat layanan spesialistik katastropik yakni jantung, stroke, kanker, dan ginjal yang jumlahnya masih sangat terbatas dan belum merata.

Kemenkes mendorong agar layanan rujukan dapat diakses oleh seluruh pasien di pelosok Indonesia dengan menyalurkan bantuan untuk pemenuhan alat kesehatan penyakit prioritas, pendampingan kateterisasi jantung dan bedah jantung terbuka.

Kemenkes bahkan bekerja sama dengan 24 gubernur untuk mengembangkan RSUD sebagai jejaring layanan rujukan dengan rincian layanan jantung 24 provinsi, stroke di 13 provinsi, kanker di 12 provinsi, dan uronefrologi di tujuh provinsi, serta mengadakan program pendampingan kateterisasi jantung di 37 rumah sakit dan stroke di tiga rumah sakit.

Kemudian transformasi sistem ketahanan nasional, seluruh alat kesehatan dan obat-obatan mulai diproduksi di dalam negeri dengan memfasilitasi change source untuk meningkatkan penggunaan Bahan Baku Obat (BBO) lokal. Beberapa perusahaan telah mampu memproduksi obat, vaksin dan alat kesehatan seperti USG 2D, Antropometri Set dan Autoclave di Indonesia. Kemenkes juga mencanangkan tenaga kesehatan cadangan melalui MOU dengan BMKG dan BNPB.

Dalam transformasi sistem pembiayaan mencakup anggaran dinas kesehatan akan mulai dirapikan agar tidak terjadi tumpang tindih.

Sementara di transformasi sumber daya manusia kesehatan Kemenkes fokus menambah jumlah dokter dengan mempermudah adaptasi dokter lulusan luar negeri, menambah kuota beasiswa bagi dokter spesialis, sub spesialis dan membuka program internsip bagi dokter, dokter spesialis dan fellowship.

Pada transformasi teknologi kesehatan Kemenkes meluncurkan SATUSEHAT, yang sampai akhir tahun 2022 sudah ada 2.893 puskesmas dan 370 rumah sakit di Jawa-Bali siap terintegrasi. Serta Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) untuk mendeteksi potensi penyakit agar semakin presisi dan pengobatannya juga semakin akurat di masa depan.

“Kita harapkan tahun ini, integrasi SATUSEHAT mulai keluar Jawa-Bali,” katanya.