JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyambut baik kucuran dana 300 juta dolar AS atau setara Rp4,4 triliun (kurs APBN Rp14.800) dari Bank Dunia dalam membantu penanganan tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Menurut Menkes, sistem kesehatan Indonesia menghadapi tantangan yang semakin meningkat untuk menemukan dan mengobati kasus TB, terutama sejak awal pandemi COVID-19.
“Pembiayaan Bank Dunia akan mendukung penguatan program tuberkulosis nasional yang sempat sangat terhambat oleh pandemi COVID-19,” ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip Rabu, 18 Januari.
Menkes menjelaskan, selain berdampak signifikan terhadap kesehatan dan aktivitas produktif, beban ekonomi yang disebabkan oleh TBC sangat besar. Dia mengungkapkan sebuah penelitian mendapati bahwa total biaya tahunan terkait TBC di Indonesia mencapai 6,9 miliar dolar AS, termasuk hilangnya produktivitas karena mengidap penyakit ini dan kematian dini.
“Ini akan membantu agenda transformasi kesehatan melalui penguatan respon pelayanan kesehatan primer dan pencapaian tujuan kami untuk mengurangi 90 persen kasus baru TBC pada 2030 mendatang,” tuturnya.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bank Dunia Satu Kahkonen menyatakan pembiayaan ini akan memperkuat respons Indonesia terkait TBC sambil membuka jalan bagi sistem perawatan kesehatan primer yang lebih kuat.
“Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam memberantas TBC dan Bank Dunia bangga mendukung perjuangan ini,” tegas Kahkonen.
Adapun, dukungan baru dari Bank Dunia sejalan dengan Kerangka Kerja Kemitraan Negara 2021-2025, khususnya dalam memelihara modal manusia dengan memperkuat kualitas dan ekuitas dalam layanan kesehatan.
Untuk diketahui, Indonesia adalah penyumbang jumlah TBC terbesar ketiga secara global. Pada 2021 silam, RI memiliki 10,6 juta kasus TBC baru yang merupakan 9 persen dunia. Penyakit ini membuat 150.000 orang meninggal setiap tahun di Indonesia.