SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang memiliki pekerjaan rumah untuk membebaskan lahan untuk berbagai proyek penanganan banjir di ibu kota provinsi Jawa Tengah itu.
Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu mengatakan pengadaan lahan tersebut antara lain untuk pembangunan kolam retensi dan normalisasi sungai.
Dia menyebut dibutuhkan lahan seluas 250 ha untuk membangun kolam retensi yang nantinya menjadi tulang punggung pengendalian banjir di wilayah Semarang bagian timur.
"Nantinya aliran Sungai Babon dan Sringin akan masuk ke situ," katanya dilansir ANTARA, Rabu, 4 Januari.
Selain itu, kata dia, masih dibutuhkan pembebasan sekitar 11 ha lahan untuk program normalisasi Sungai Plumbon sepanjang 4,8 meter.
Untuk pengendalian banjir di wilayah barat, lanjut dia, masih dilakukan pembebasan lahan guna pekerjaan Jembatan Sungai Bringin serta jembatan rel KA yang melintas di atasnya.
"Anggaran normalisasi dan peninggian jembatan ada di Kementerian PUPR, Pemkot Semarang tinggal menyediakan lahan agar normalisasi berjalan," sambung Hevearita.
Karena itu, pelaksanaan pembebasan lahan tersebut membutuhkan dukungan anggaran.
BACA JUGA:
Pemkot Semarang telah berkoordinasi dengan DPRD Kota Semarang, lanjut Hevearita, untuk membahas kebutuhan anggaran tersebut.
Berbagai upaya penanganan banjir tersebut, menurut dia, akan didukung oleh Kementerian PUPR, antara lain dengan menambah jumlah pompa air di Sungai Tenggang dan Sringin.
Hevearita menyebut banjir yang terjadi beberapa hari lalu diakibatkan oleh kemampuan pompa air yang tidak sebanding dengan limpahan air hujan.
Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman akan mendorong agar program penanggulangan banjir bisa berjalan baik.
Dia mencontohkan kebutuhan anggaran untuk normalisasi Sungai Plumbon sekitar Rp200 miliar.