Bagikan:

KEPRI - Cuaca buruk melanda Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Akibatnya ratusan unit kelong apung atau alat tangkap ikan teri milik nelayan tradisional setempat tidak dapat beroperasi.

Kelong-kelong tersebut sandar di sepanjang Pantai Trikora di Desa Malang Rapat, Bintan, Kepri, Jumat 30 Desember.

"Setiap akhir tahun sampai awal tahun kami tidak bisa melaut karena gelombang besar (tinggi), angin kuat (kencang)," ucap Jumadi, seorang pemilik kelong apung di Bintan, Kepri, Jumat 30 Desember, disitat Antara.

Beberapa kelong milik nelayan tradisional yang sandar di bibir Pantai Trikora itu dalam kondisi rusak parah dihantam gelombang dan angin kencang.

"Kalau dipaksakan melaut pun tidak ada guna. Ikan bilis tidak ada kalau arus kuat, gelombang tinggi, angin kencang," tutur Aman, nelayan tradisional lainnya yang sedang memperbaiki kelong apungnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengatakan, nelayan menyadari kelong apung tidak akan mampu bertahan dihantam gelombang tinggi dan angin kencang.

Karena itu, menurut dia, nelayan sudah mengambil keputusan yang tepat tidak melaut menggunakan kelong apung saat musim angin utara.

"Cuaca ekstrem tidak hanya di Bintan, melainkan juga di kabupaten dan kota lainnya di Kepri," katanya.

Kelong apung terbuat dari kayu dan papan, berbentuk petak. Di tengah dinding kayu itu terdapat jaring untuk menangkap ikan teri maupun cumi dan ikan jenis lainnya.

Lantai kelong terbuat dari papan. Kemudian terdapat gubuk dan tempat merebus ikan teri.

Kelong tersebut dapat mengapung karena pada bagian bawahnya terdapat puluhan drum. Kelong ditarik dengan menggunakan perahu kecil ke lokasi yang diperkirakan banyak ikan teri.

"Sampai ke tengah laut kami menangkap ikan teri. Bisa 1-3 hari di laut, tergantung hasil tangkapan," ujar Fadli, nelayan tradisional yang sejak sebulan lalu tidak melaut.