JAKARTA - Insiden masuknya lima drone Korea Utara ke wilayah Korsel bikin murka Presiden Yoon Suk Yeol. Bahkan kabarnya dia memarahi Menteri Pertahanan Lee Jong-sup.
Sang menteri kena amarah Presiden Yoon Suk Yeol setelah dianggap gagal menjalankan operasi militer terhadap lima drone seperti dikutip dari Yonhap News, Rabu 28 Desember.
Informasinya, Yoon bertemu dengan Lee pada Selasa 27 Desembber pagi. Yoon diberi pengarahan tentang tanggapan militer terhadap pelanggaran wilayah udara Korea Selatan oleh Korea Utara pada hari sebelumnya.
Drone terbang melintasi Garis Demarkasi Militer yang memisahkan kedua Korea, dengan satu terbang di atas bagian utara Seoul, tetapi militer Korea Selatan gagal menembak jatuh mereka.
"Bagaimana mungkin tidak ada yang bersiap menghadapi serangan pesawat tak berawak Korea Utara? Ada banyak insiden serupa di masa lalu, jadi apa yang Anda lakukan sampai sekarang?" hardik Yoon selama pertemuan, menurut seorang pejabat yang mengetahui pertemuan itu.
"Apakah kamu mengatakan tidak ada pelatihan yang tepat dan kamu tidak melakukan apa-apa?" lanjutnya lagi.
Pengarahan berlangsung di tengah pertemuan yang lebih besar yang diadakan untuk membahas kondisi keamanan dengan pejabat keamanan nasional lainnya, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Kim Sung-han.Kim dan Lee bersama-sama memberi pengarahan kepada presiden tentang diskusi tersebut.
BACA JUGA:
Korsel kini janji akan tegas jika drone Korea Utara menyusup kembali ke wilayah udara mereka. Bahkan presiden memberi tahu para pembantunya untuk mengirim dua hingga tiga drone melintasi perbatasan, jika Pyongyang mengirim satu.
Presiden Yoon juga memerintahkan para pejabat untuk menembak jatuh pesawat tak berawak Korea Utara jika perlu, kata pejabat itu kepada wartawan, mengingat situasi tegang di kantor kepresidenan ketika lima pesawat tak berawak Korea Utara terbang ke Selatan pada Senin.
"Ketika yang pertama turun, presiden menginstruksikan kami untuk segera melakukan tindakan yang sesuai terhadap Korea Utara, dengan mengatakan kami juga memiliki drone," kata pejabat itu, melansir Korea Times 28 Desember.
"Dia memerintahkan kami untuk mengirim dua hingga tiga orang sebagai tanggapan atas satu dari Korea Utara. Dia memberi perintah bahwa kami harus menembaknya jika perlu dan mengambil tindakan terkait sebanyak mungkin," sambungnya.