JAKARTA - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Ahmad Sabri Lubis menegaskan pihaknya tak pernah sekali pun meminta atau menawarkan Yusril Izha Mahendra untuk menjadi pengacara HRS (Rizieq Shihab).
Pernyataan ini merespons Yusril yang mengaku sempat diminta menjadi kuasa hukum Rizieq, imam besar FPI dalam menghadapi dugaan kasus kerumunan yang menetapkannya sebagai tersangka.
"Tidak pernah minta dibantu sama dia (Yusril)," ujar Sabri Lubis kepada VOI, Senin, 21 Desember.
Tak berbeda, Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI Aziz Yanuar menyebut dalam menghadapi perkara dugaan pelanggaran prtokol kesehatan pihaknya atau Rizieq Shihab tak pernah meminta bantuan kepada pihak manpun. Selama perkara ini bergulir, hanya tim kuasa hukum FPI yang diutus untuk mengawalnya.
"FPI tidak pernah meminta beliau (Yusril) jadi kuasa hukum HRS atau FPI," kata dia
Aziz mengatakan pihaknya tak pernah sekalipun meminta bantuan kepada siapa pun. Tim kuasa hukum yang saat ini mengawal proses penyidikan merupakan loyalis dan tanpa pamrih
"FPI tidak pernah mengemis bantuan kepada siapa pun untuk menjadi kuasa hukumnya. Kami hanya dibantu oleh pihak-pihak yang ikhlas dan tidak mengharapkan balasan di dunia apalagi ada motif-motif politik," kata dia.
Namun, Yusril meminta maaf karena tidak bisa mewujudkan permintaan itu. Yusril pun menyarankan sedianya pihak-pihak itu meminta pertolongan kepada Prabowo Subianto yang saat ini menjadi menteri Pertahanan.
BACA JUGA:
Sebelumnya diberitakan, Yusril Ihza Mahendra membenarkan dirinya diminta untuk membela atau menjadi pengacara Rizieq Shihab. Hal ini menyusul Rizieq Shihab dijadikan tersangka dalam kasus dugaan kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Mengapa tidak minta bantuan Prabowo Subijanto? Saya kan anda bilang sudah murtad dan kafir. Beliau Menhan dan anak buah Presiden Jokowi, tentu beliau bisa membantu. Saya sampai sekarang berada di luar pemerintahan dan tidak menjadi anak buah siapa-siapa. Masa minta bantuan sama orang yang anda anggap murtad dan kafir seperti saya," ujar Yusril.
Yusril juga mengingatkan menjelang Pemilu, dirinya sudah mulai dizalimi dan dicaci maki oleh pihak yang meminta tolong kepada dirinya. Bahkan ada yang mengatakan saya sudah murtad dan kafir. Mereka teriak-teriak melalui medsos, melalui jaringan streaming tv mereka, melalui spanduk dan lain-lain mengajak untuk menenggelamkan PBB.
"Semua gara-gara saya tidak mau mendukung Prabowo Subijanto. Neno Warisman bahkan mengatakan mungkin orang tidak akan menyembah Allah lagi kalau Prabowo kalah dalam Pilpres," kata dia.