Bagikan:

JAKARTA - Berlin telah mengirimkan gelombang pertama vaksin COVID-19 BioNTech ke China, untuk awalnya diberikan kepada ekspatriat Jerman, kata juru bicara Pemerintah Jerman pada hari Rabu, vaksin virus corona asing pertama yang akan dikirim ke negara tersebut.

Tidak ada perincian yang tersedia tentang waktu dan ukuran pengiriman, meskipun juru bicara mengatakan Berlin mendorong orang asing selain warga negara Jerman, diperkirakan sekitar 20.000, untuk diizinkan mengakses vaksin jika mereka menginginkannya.

Pengiriman dilakukan setelah China setuju untuk mengizinkan warga negara Jerman di China untuk mendapatkan suntikan, menyusul kesepakatan selama kunjungan Kanselir Olaf Scholz di Beijing bulan lalu, dengan pemimpin Jerman mendesak Beijing untuk mengizinkan suntikan tersebut tersedia secara bebas untuk warga negara China juga.

Dalam surat yang akan dikirimkan kepada warga negara Jerman di China daratan, pemerintah mengatakan akan menawarkan imunisasi dasar dan suntikan penguat vaksin yang disetujui, untuk digunakan di Uni Eropa secara gratis bagi siapa pun yang berusia di atas 12 tahun.

Anggota keluarga dari negara lain tidak akan disertakan. Vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun dapat menyusul di kemudian hari.

"Kami sedang mengerjakan kemungkinan bahwa selain orang Jerman, orang asing lainnya juga dapat divaksinasi dengan BioNTech," kata juru bicara itu kepada wartawan di Berlin, melansir Reuters 22 Desember.

Vaksin akan dikirim ke perusahaan Jerman di China serta lokasi kedutaan, sementara pembicaraan sedang berlangsung dengan pemerintah Uni Eropa lainnya tentang mengirimkannya ke warga negara lain, kata sumber yang mengetahui situasi tersebut.

Selain itu, China perlu menyetujui perluasan akses di luar warga negara Jerman, kata sumber itu.

Sebagai imbalannya, warga China di Eropa dapat divaksinasi dengan vaksin SinoVac besutan China, kata juru bicara itu.

Komentar itu muncul setelah laporan awal bulan ini, Kementerian Kesehatan Jerman telah memberikan izin yang memungkinkan impor vaksin COVID-19 Sinovac China ke Jerman untuk diberikan kepada warga negara China di negara itu.

Vaksin tersebut belum disetujui untuk digunakan oleh regulator obat Eropa, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan lampu hijau untuk penggunaannya.

Diketahui, Beijing sejauh ini bersikeras hanya menggunakan vaksin yang diproduksi di dalam negeri, yang tidak didasarkan pada teknologi mRNA Barat, tetapi pada teknologi yang lebih tradisional.

Selain itu, pengiriman tersebut dilakukan di tengah pembongkaran rezim penguncian "nol-COVID" yang ketat oleh Beijing, yang telah menyebabkan lonjakan kasus yang membuat sistem kesehatan yang rapuh tidak siap.

Mengizinkan ekspatriat Jerman mengakses tembakan Barat adalah isyarat besar bagi Berlin, yang mencerminkan upaya Beijing untuk memperkuat hubungan dengan negara Eropa tersebut.