Singapura Jadi Negara Pertama Penjual Daging Ayam Hasil Rekayasa
Ilustrasi (Unsplash/Mark Konig)

Bagikan:

JAKARTA - Warga Singapura bisa segera mencicipi ayam rekayasa hasil budidaya di laboratorium. Pasalnya, perusahaan yang membuatnya, Eat Just, telah mengantongi izin penjulan oleh otoritas Singapura.

Mengutip Channel News Asia, Senin 21 Desember, kemungkinan daging hasil rekayasa ini akan menjadi yang pertama dijual secara global, kata Badan Pangan Singapura. Daging ayam ini adalah terbentuk dari hasil pengembangan di laboratorium menggunakan sel hewan.

Eat Just yang berbasis di San Francisco, mengatakan tidak ada antibiotik yang digunakan dalam produknya. Perusahaan juga menambahkan  uji keamanan menemukan ayam yang dibudidayakan di laboratoriumnya memiliki kandungan mikrobiologis yang sangat rendah dan secara signifikan lebih bersih daripada daging ayam hasil ternak tradisional.

"Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa ayam yang dibudidayakan ini memiliki kandungan protein tinggi, komposisi asam amino yang beragam, memiliki lemak tak jenuh tunggal yang sehat dan merupakan sumber yang kaya mineral," kata pihak Eat Just. Perusahaan mengaku butuh waktu berbulan-bulan bagi ilmuwan, pengembang produk, dan pakar regulasi untuk mencatat proses produksi ayam yang dibudidayakan. 

Pihak Eat Just mengatakan butuh waktu berbulan-bulan bagi tim ilmuwan, pengembang produk, dan pakar regulasi untuk mencatat proses produksi ayam yang dibudidayakan. 

"Perusahaan mendokumentasikan kemurnian, identitas, dan stabilitas sel ayam selama proses pembuatan, serta penjelasan rinci tentang proses pembuatan yang menunjukkan bahwa ayam budidaya yang dipanen memenuhi kontrol kualitas dan sistem pemantauan keamanan pangan yang ketat," kata Eat Just.

Ayam yang dibudidayakan di laboratorium ini diproduksi di Pusat Sumber Daya dan Inovasi Makanan, sebuah fasilitas penelitian makanan yang dikelola bersama oleh Singapore Polytechnic and Enterprise Singapore.

"Singapura telah lama menjadi pelopor dalam berbagai inovasi, mulai dari teknologi informasi hingga biologi, hingga kini memimpin dunia dalam membangun sistem pangan yang lebih sehat dan lebih aman," kata Josh Tetrick, salah satu pendiri dan CEO Eat Just saat dia menjelaskan mengapa Singapura terpilih sebagai lokasi pertama peluncuran produk ayamnya.

"Saya yakin persetujuan regulasi kami untuk daging hasil budidaya akan menjadi yang pertama dari banyak hal di Singapura dan di negara-negara di seluruh dunia."

Eat Just, yang didirikan pada 2011, mengumumkan pada Oktober kemitraan dengan firma ekuitas swasta Proterra Investment Partners Asia untuk membangun pabrik protein nabati di Singapura. Perusahaan mulai mengembangkan ayam budidaya menggunakan sel hewan pada 2016. 

Untuk membuat ayam yang baik, Eat Just menggunakan sedikit sel yang diambil dari unggas. Sel-sel tersebut kemudian diberi nutrisi seperti asam amino, karbohidrat, mineral, lemak dan vitamin. Dari sana, sel-sel tersebut tumbuh menjadi daging dengan kecepatan tinggi menggunakan bioreaktor. 

Dari awal hingga akhir, proses tersebut membutuhkan waktu sekitar 14 hari untuk membuat ayam budidaya. Waktu tersebut lebih cepat daripada ayam tradisional, yang membutuhkan waktu sekitar 45 hari untuk berpindah dari anak ayam ke ayam siap potong. Eat Just memiliki fasilitas manufaktur di California utara dan Singapura untuk memproduksi produk tersebut.