Bagikan:

BLITAR - Bus milik Paguyuban Kawula Alit berlogo PDIP terbakar di lahan kosong di Jalan Ketapang, Kelurahan Tlumpu, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Bus tersebut diduga dibakar dua orang anak SD berinisial S (8) dan R (8) yang tengah asyik bermain.

"Kami masih melakukan mediasi antara perwakilan Paguyuban Kawula Alit, pemilik bus dengan keluarga anak yang diduga pembakar bus," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Rabu, 21 Desember.

Argo menyebut bus milik Kawulo Alit itu sudah lama tidak digunakan alias tak beroperasi. Selama ini bus itu terlihat mangkrak dan hanya terparkir di lahan kosong milik warga.

"Peristiwa kebakaran bus milik Paguyuban Kawula Alit, masih dalam penyelidikan," ujarnya.

Argo mengatakan, peristiwa bus terbakar diketahui sekitar pukul 16.40 WIB. Posisi bus terbakar parkir di lahan kosong milik AW alias SK di Jalan Ketapang, Kelurahan Tlumpu, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.

Bus dengan logo PDI Perjuangan di bagian depannya tersebut terparkir di lokasi sudah hampir satu tahun. Kondisi bus rusak atau tidak bisa beroperasional.

"Awalnya, bus dititipkan di garasi milik AW di Jl Widuri sekitar lima tahun lebih. Karena memakan tempat di garasi, AW Bus dipindahkan ke lahan kosong miliknya di Jalan Ketapang Kelurahan Tlumpu," ujarnya.

Saat mendapat informasi bus terbakar, AW menghubungi karyawannya untuk mengecek ke lokasi. Setelah dicek, kondisi bus sudah dalam keadaan terbakar seluruhnya di lokasi, dan karyawan AW berusaha memadamkan api yang membakar bus itu.

"Pada pukul 18.00 WIB, orang tua S (anak yang diduga membakar bus), A dan N datang ke rumah AW. Mereka memberikan informasi bahwa anaknya yang bernama S bersama temanya R telah membakar bus yang terparkir di lahan kosong milik AW," katanya.

Awalnya, S membeli korek api untuk digunakan mainan bersama R, dan kedua anak itu memang biasa main di lahan kosong tersebut. Ketika sedang bermain, kedua anak itu beranggapan bus dalam kondisi mangkrak yang terparkir di lahan kosong itu angker.

Dari anggapan tersebut, kedua anak itu diduga membakar bus tersebut di lokasi. Keduanya memasukkan sampah kering ke lampu kaca bagian belakang bus yang pecah. Selanjutnya, keduanya diduga membakar sampah kering yang sudah dimasukkan ke kaca bagian belakang bus.

"Setelah mengetahui keadaan api membesar, kedua anak itu panik dan pulang ke rumah lalu menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya," katanya.