Rencana Pemerintah Karantina WNI dari Wuhan di Natuna Ditolak Penduduk Lokal
Dari kiri: Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah sepakat memilih Pulau Natuna sebagai tempat karantina atau observasi WNI dari Wuhan ketika tiba di Tanah Air. Sebelum tiba di Indonesia pemerintah juga sudah melakukan pemeriksaan dan pemulihan WNI di Wuhan. Pesawat akan dipantau melalui frekuensi militer.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya mendukung proses pemulangan dengan memberikan sarana prasarana untuk mendukung protokoler kesehatan. Di antaranya yang harus penuhi, tempat isolasi yang jauh dari penduduk.

Hadi mengatakan, daerah yang sesuai dan dianggap yang terbaik adalah Pulau Natuna. Di sana, juga ada pangkalan militer yang memiliki fasilitas lengkap dan mampu menampung mereka yang kembali dari Wuhan, Provinsi Hubei, China.

"Natuna adalah pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit, yang dikelola oleh tiga angkatan darat, laut, dan udara. Natuna memiliki runway yang berdekatan dengan wilayah yang nantinya digunakan untuk isolasi," ucapnya, dalam acara pelepasan tim gabungan evakuasi, di Terminal 1A, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Sabtu, 1 Februari.

Setelah tiba di Natuna, kata Hadi, mereka langsung turun dari pesawat dan diarahkan masuk ke tempat penampungan. "Mampu menampung sampai dengan 300 (orang) dilengkapi seluruh kebutuhan MCK, termasuk dapur lapangan," tuturnya.

Sedangkan jarak dari gesung tempat karantina ke perumahan masyakarat, kata Hadi, kurang lebih antara 5 km sampai 6 km. Kemudian, di sana ada dermaga yang jaraknya juga kurang lebih 5 km.

"Sehingga dari hasil penilaian itu memenuhi syarat untuk protokol kesehatan. Sehingga Natuna dipilih sebagai tempat transit sementara sampai dengan dinyatakan bebas bisa bertemu dengan keluarga," ucapnya.

Sedang untuk proses pemindahan dari Wuhan kembali ke Indoensia, kata Hadi, militer akan memantau pergerakan pesawat yang digunakan. Pantauan ini akan dilakukan melalui frekuensi yang dimiliki TNI.

"Dengan memberikan frekuensi militer dan oleh oprator kepada pilot dengan frekuensi tertentu yang kita bisa memonitor apa yang sedang dilaksanakan dari udara China menuju ke wilayah udara Indonesia dan terus kita pantau sampai pendaratan," katanya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, untuk memastikan WNI yang akan dievakuasi dalam keadaan sehat seluruhnya. Demi memastikan semua sehat, pemerintah sudah lakukan pengecekan dan penyembuhan terlebih dahulu saat mereka masih berada di Wuhan, Provisi Hubei, China.

"Screening dan hearing di sana untuk memastikan WNI yang dipulangkan dari sana sehat. Nantinya akan kita lakukan transit observasi sesuai protokol WHO. Tentu saja itu membutuhkan protokol mengobservasi yang sehat bukan orang yang sakit. Kami akan terus memantau memeriksa dengan disiplin," tuturnya.

Warga Natuna, Kepulauan Riau, menolak wilayahnya dijadikan tempat karantina WNI yang dievakuasi dari China. Seperti diketahui, pemerintah telah sepakat memilih Natuna sebagai tempat karantina. Apalagi, WNI datang dari daerah yang terpapar virus Corona.

Masyarakat Natuna, menurut Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, resah karena beredar informasi Natuna dijadikan tempat transit, juga karantina, WNI dari China. Warga khawatir terhadap penanganan medis terhadap WNI untuk memastikan tidak terjangkit virus Corona.

"Tidak ada koordinasi pemerintah pusat dengan daerah. Belum ada kepastian (soal Natuna tempat transit), cuma kabar. Tapi kabar itu harus diantisipasi. Makanya masyarakat ingin tahu, kok tiba-tiba ada rencana seperti itu," katanya, seperti dikutip Detik.com