Bagikan:

YOGYAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbagi strategi memajukan UMKM di acara UMKM Days 2022 yang dihelat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ganjar hadir sebagai narasumber bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Rektor UGM Prof Ova Emilia.

Gubernur berambut putih itu langsung menyapa ratusan peserta, yang terdiri pelaku UMKM dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bahkan, politisi PDI Perjuangan ini mengajak dua peserta naik ke atas panggung untuk bercerita pengalamannya dalam berjuang menghadapi pandemi, beberapa waktu lalu.

Dari cerita kedua peserta itu, Ganjar kemudian mengapresiasi upaya jatuh-bangun pelaku UMKM tersebut. Ia pun mengisahkan bagaimana memperhatikan usaha lokal agar tetap survive.

"Mereka ini kreatif dan inovatif. Awalnya penjual jajan keliling, bangkrut karena pandemi dan punya modal Rp20 ribu bikin rempeyek dijual ke tetangga. Sedangkan yang satunya, penjual rumah bongkaran kayu, kemudian banting setir buka home care," ujar Ganjar.

Ia kemudian berbagi strategi di Jawa Tengah dalam memberi ruang UMKM untuk berkembang dan maju. Di antaranya Lapak Ganjar dan Hetero Space.

"Sekarang sudah ada tiga Hetero Space. Di Semarang, Solo dan kemarin baru diresmikan di Banyumas. Itu ruang bagi anak-anak kreatif, startup dan UMKM untuk mengembangkan usahanya," tuturnya.

Sedangkan Lapak Ganjar, sebagai upaya mempromosikan UMKM lokal dengan memanfaatkan jutaan follower Instagramnya.

Ganjar Pranowo dan Menteri Sandiaga Uno (Foto via Pemprov Jateng)

"Kalau Sabtu dan Minggu Instagram saya buat jualan. Ya, promosi karena followernya lima jutaan," imbuhnya.

Selain itu, Mantan DPR RI itu membeberkan perlunya mengapresiasi mereka yang punya daya kreatif dan inovatif. Yakni dengan sistem permodalan bunga murah dan pendampingan.

"Ini bagus ya, beberapa UKM difasilitasi, mereka ada semacam coaching clinic, dan akhirnya harapannya mereka bisa melakukan secara assasment," tambahnya.

Disinggung soal kondisi ekonomi di tahun 2023, Ganjar menegaskan bahwa UMKM menjadi potensi yang perlu didorong.

"Dengan cara apa, umpama 40 persen dari APBN dan APBD mesti dibelanjakan untuk produk UKM, itu bagus. Maka, mereka diajari untuk masuk E-Kalatog. Nah, pendampingan-pendampingan ini menurut saya penting dan ternyata mereka ketika menampilkan hasilnya juga bagus," tandasnya.