SURABAYA - Sebanyak 211 bencana terjadi di wilayah Jawa Timur sejak Januari-November 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat ada tiga daerah di Jatim paling banyak terjadi bencana tahun ini.
"Daerah terbanyak terjadi bencana adalah Kab. Malang sebanyak 22 kejadian, lalu 21 kejadian di Kab. Pasuruan, dan 19 kejadian bencana di Sidoarjo. Tiga daerah itu tiga besar paling sering terjadi bencana tahun ini," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPDB Jatim Gatot Soebroto,, Jumat, 16 Desember.
Kejadian itu terdiri dari 107 bencana banjir, 78 angin kencang, delapan bencana tanah longsor, banjir bandang dan angin puting beliung masing-masing empat kejadian, dan 10 bencana lainnya seperti gempa bumi, gerakan tanah, banjir rob serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dalam kejadian 107 bencana banjir itu, ada 11 orang meninggal dunia, 32 orang dilaporkan luka-luka, 3.554 rumah rusak dan warga terdampak sebanyak 101.131 kepala keluarga (KK).
"Secara komulatif, dari 211 bencana yang terjadi di Jatim pada 2022 ini menurun ketimbang tahun 2021 sebanyak 310 kejadian bencana," katanya.
Gatot meminta warga untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi. Ini merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.
Bencana ini berhubungan dengan fenomena alam La Nina. Fenomena ini sudah pernah terjadi pada tahun 2021 yaitu peningkatan curah hujan hingga tujuh puluh persen di seluruh Pulau Jawa.
"Semua kawasan di Jatim berpotensi hujan lebat yang memicu puting beliung dan tanah longsor," ujarnya.
BACA JUGA:
Bencana hidrometeorologi menimbulkan berbagai macam dampak. Antara lain, dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dampak sosial meliputi hilangnya mata pencaharian dan trauma bagi masyarakat terdampak bencana. Dampak ekonomi yaitu terganggunya kegiatan perekonomian dan terputusnya alur perekonomian.
"Kami (BPBD Jatim) berkolaborasi dengan kabupaten/kota dan relawan akan terus diperkuat untuk menghadapi bencana ini," katanya.